,

Warga Bandung Nilai Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Kurang Efektif

Seorang aktivis lingkundan dari Earth Hour mengenakan kostum penuh plastik pada kampanye aksi diet tanpa kantong plastik. (ANT/Lucky R)

Seorang aktivis lingkundan dari Earth Hour mengenakan kostum penuh plastik pada kampanye aksi diet tanpa kantong plastik. (ANT/Lucky R)

Metrotvnews.com, Bandung: Uji coba penerapan kantong plastik berbayar segera dilakukan di Kota Bandung, pada 21 Februari mendatang. Penerapan ini bakal dilakukan di perusahaan ritel.

Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPLH) Kota Bandung sudah berisyarat, akan memberlakukan tarif Rp500 per kantong plastik.

Kebijakan ini ditanggapi beragam oleh warga Bandung, salah satunya Dony Ramadan, 28, menilai, Rp500 per kantong plastik tidak berdampak untuk masyarakat mengurangi penggunaan kantong plastik.

“Kalau mau mengurangi sampah kantong plastik, seharusnya harga kantong plastik mahal saja sekalian biar yang mau beli juga mikir lagi. Jadi nanti mereka bawa kantong sendiri dari rumah dari pada harus beli,” kata Dony warga Cidadap, saat ditemui di Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (5/1/2016).

Berbeda dengan Dony, Irma Ismawati, 25, berpendapat harusnya pemerintah memberikan alternatif lain atau terobosan baru. Irma mengatakan, pemerintah bisa saja mencontoh negara lain dengan mengganti kantong plastik menjadi paper bag.

“Padahal kan bisa tiru seperti di luar negeri, mereka di sana menyediakan paper bag untuk pembeli sebagai pengganti kantong plastik. Belanjaannya juga enggak dijingjing tapi dipeluk gitu,” ujar pegawai toko busana di Jalan Cihampelas itu.

Sedangkan seorang juru parkir, Wawan, 35, menilai kebijakan kantong plastik berbayar akan membebankan masyarakat kecil. Pasalnya, harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk kantong plastik. Terlebih kebiasaan penggunaan kantong plastik sudah berlangsung lama.

“Selama ini kan masyarakat sudah biasa, selesai belanja ya pakai kantong plastik yang dikasih gratis. Kalau nantinya harus beli, ya pasti sulit. Kalau harus bayar, sama saja pemerintah menyulitkan masyarakat. Kasihan masyarakat yang habis berbelanja, kalau enggak bisa bayar, mau dibawa pakai apa belanjaannya,” tegas Wawan.

Kebijakan kantong plastik berbayar itu akan diujicoba pada 21 Februari, bersamaan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional sampai pada Juni mendatang.

Artikel ini diambil dari Metro TV News yang dapat dibaca di sini
Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).