BANDUNG, KabarKampus-Tiga “Kartini” bidang lingkungan menghadiri pembukaan pameran Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Kamis (21/04/2016).
Tiga “Kartini” lingkungan tersebut adalah Putri Bahari 2012, Adithiyasanti Sofia, Miss Earth Indonesia 2013, Vitri Dwi Martini Daniati, dan finalis Putri Batik Nusantara 2015, Adisa Soedarso.
Mereka tiba di Museum KAA pukul 11.00 WIB, tubuh-tubuh tinggi semampai 3 Kartini mengenakan t-shirt warna hitam bertuliskan Diet Kantong Plastik plus selendang gelar putri. Hanya saja ketiganya datang tanpa mahkota.
Kepala Museum KAA Thomas A Siregar menyambut baik dukungan para “Kartini” muda bidang lingkungan itu. Ia menjelaskan, KAA tidak hanya berbicara hubungan politik tetapi juga menyikapi masalah lingkungan.
Maka kali ini rangkaian Peringatan KAA ke-61 diisi dengan acara hasil kerja sama dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Sejak tiga tahun lalu, gerakan ini selalu mewarnai peringatan KAA.
Meski saat ini sedang ramai-ramainya perayaan Hari Kartini, kata Thomas, namun relevansinya berkaitan dengan isu lingkungan. “Di kita, Kartini hari ini paling tidak di bidang lingkungan,” katanya seraya melirik ketiga perempuan cantik yang hadir dalam jumpa pers pameran bertema “Bandung Cantik Tanpa Kantong Plastik.”
Menurutnya, semangat Kartini jika diinterprestasikan lebih jauh bisa dipakai untuk menyelamatkan dan melestarikan lingkungan. “Peringatan Kartini harus selalu bicara masa lalu, tapi bagaimana relevansinya dengan kita saat ini,” tandasnya.
Miss Earth Indonesia 2013, Vitri Dwi Martini Daniati, mengatakan peran keluarga sangat penting dalam mengatasi fenomena sampah plastik yang mengancam bumi. Keluarga merupakan lingkup terkecil masyarakat yang juga produsen utama sampah.
“Tujuh puluh persen sampah berasal dari rumah tangga yang berdamapak buruk kepada lingkungan,” sebut mojang kelahiran Bandung yang akrab disapa Tini.
Menurutnya, limbah rumah tangga bisa dikurangi lewat edukasi kepada keluarga. Ia yakin pendekatan terhadap rumah tangga bisa menjadi langkah kecil untuk penyelamatan lingkungan. []
Artikel di atas diambil dari Kabar Kampus yang dapat dibaca di sini