,

Rampok Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan

FriendsRadioID – Sampah plastik dianggap sebagai salah satu yang paling berbahaya di bumi karena dibutuhkan waktu yang lama untuk menguraikan komponen kimianya. Dengan dikeluarkannya peraturan baru mengenai kantong plastik oleh pemerintah Indonesia, AkzoNobelperusahaan cat dan pelapis terkemuka serta produsen Dulux berkolaborasi dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) untuk meningkatkan kesadaran dengan mengurangi pemakaian kantong plastik. Dimulai dari tanggal 21 April serangkaian kegiatan diselenggarakan untuk merayakan Hari Bumi dan akan ditutup hari ini (24/04) dengan aktivitas #RampokPlastik di Alun-alun Kota Bandung, Jl. Asia Afrika dan Jl. Cikapundung Timur di Bandung.

Kegiatan Rampok Plastik bertujuan untuk mengajak orang-orang lebih sering menggunakan tasreusable dibandingkan kantong plastik dengan cara merampok kantong plastik yang dibawa dan menukarnya dengan tas reusable.

“Sangat membanggakan melihat karyawan AkzoNobel dan para sukarelawan merelakan akhir pekan mereka untuk menunjukkan dukungannya melindungi lingkungan hidup bersama-sama dengan GDIKP. Keberlanjutan (sustainability) merupakan bagian integral dalam setiap kegiatan kami di AkzoNobel. Keberlanjutan (sustainability) sendiri sudah menjadi dorongan besar dalam bisnis kami melalui Planet Possible dan kami harap akan lebih banyak orang bergabung dengan kami untuk melindungi lingkungan hidup,” kata Anastasia Tirtabudi, Head of Brand and Consumer Marketing PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints) dalam siaran persnya, Senin (25/4/2016).

Karyawan AkzoNobel dan sukarelawan bersama-sama membagikan tas reusable untuk melindungi lingkungan hidup. Secara internal, AkzoNobel sudah membagikan tas reusablekepada 350 karyawan AkzoNobel di Indonesia.

“Sebagai pemimpin di bidang keberlanjutan (sustainability), kami percaya kami harus menerapkan kebiasaan menggunakan tas reusable terlebih dahulu sebelum kami mengajak orang lain untuk melakukan hal serupa,” ungkap Anastasia Tirtabudi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Greeneration pada tahun 2016, sampah plastik di Indonesia sudah mencapai 4.000 ton per hari, yang sebagian besar terdiri dari kantong plastik.

“Konsumsi kantong plastik di Indonesia memang tinggi dan memerlukan usaha gabungan dari pemerintah, komunitas, dan sektor swasta serta publik untuk mengatasi masalah ini. Kami benar-benar berterimakasih atas kolaborasi bersama AkzoNobel untuk melindungi lingkungan hidup dan mengajak orang-orang untuk memakai tas reusable. Kami berharap akan lebih banyak orang bergabung dengan kami untuk mengatasi masalah lingkungan ini,” kata Nadine Zamira, Co-Founder Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Miss Earth 2009.

Kolaborasi dengan GDIKP dilakukan melalui Planet Possible, sebuah pendekatan terhadap keberlanjutan oleh AkzoNobel, yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan membuat bumi lebih berkelanjutan. Implementasi peraturan kantong plastik berbayar berbagi tujuan yang sama dengan Planet Possible dan kolaborasi dengan GDIKP tentunya akan membuka berbagai kesempatan tak terbatas.

“Salah satu komitmen AkzoNobel sebagai perusahaan adalah untuk menciptakan lebih banyak Kota Humanis (Human Cities) di dunia. Dengan menggunakan tiga kekuatan AkzoNobel – bahan-bahan esensial, perlindungan esensial dan warna esensial – untuk menggairahkan komunitas-komunitas dan membuatnya lebih menginspirasi. Para peneliti dan ilmuwan di AkzoNobel terus menerus mencari cara baru dan inovatif agar pelapis dan cat dapat memainkan peranan lebih signifikan dalam menghadapi tantangan urban ke depannya, termasuk untuk keberlanjutan,” tutup Anastasia Tirtabudi.

 

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).