PENGALAMAN MENJADI RELAWAN #DIETKANTONGPLASTIK

Oktober 2014. Itu adalah saat dimana aku memutuskan untuk ikut bergabung dengan komunitas bernama Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP). Berawal dari tugas kuliah, aku dan teman-teman di kampus memutuskan untuk menginisiasi social campaign project bernama “Jatinangor Tanpa Plastik” atau Japlas yang juga bekerjasama dengan GIDKP di bulan Juni 2014 yang lalu. Untuk melanjutkan misi tersebut, disinilah aku menjadi relawan edukator GIDKP. Selama lebih dari setengah tahun terlibat dalam penyebaran kampanye ini, banyak pengalaman positif yang aku dapat selama prosesnya.

 

Pengalaman yang sangat menarik buat aku adalah saat melakukan edukasi ke siswa dan siswi SD Tikukur Bandung. Aku yang menyukai anak-anak cukup menikmati pengalaman pertama sebagai “guru”, guru yang berupaya untuk menanamkan Diet Kantong Plastik sejak dini bersama teman-teman relawan lainnya. Edukasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan ini sedikit banyak memberi aku pelajaran bagaimana mengajar dan berhadapan dengan anak-anak usia SD yang tingkahnya beraneka ragam. Tidak mudah. Ada yang benar-benar fokus memperhatikan dan terlihat tertarik, ada yang terlihat bosan, ada yang jail dan sulit diatur. Namun, tetap saja buat aku ini pengalaman yang seru. Tidak mudah memang menyampaikan pesan Diet Kantong Plastik ini pada anak-anak agar mereka menerapkannya di kehidupan sehari-hari mereka, bahkan pada orang dewasa saja rasanya terkadang jauh lebih sulit untuk mentransfer pesan tersebut. Sangat disayangkan bahwa banyak orang yang memutuskan untuk tidak peduli dan tanpa sadar telah turut berperan dalam merusak lingkungan.

 

Di GIDKP aku masuk ke lingkungan baru dan bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai latar belakang. Seringkali aku dan teman-teman relawan yang lain berkesempatan untuk datang ke event-event seru dan sharing pengalaman dengan komunitas-komunitas lingkungan lain di luar GIDKP. Banyak isu lingkungan yang baru aku ketahui setelah menjadi relawan GIDKP. Its an eye opening experience that Indonesia still has so many people who concern about its environment and want to make change.

 

Relawan GIDKP aku rasa bisa jadi contoh untuk memunculkan efek domino di masyarakat dalam menyebarkan isu lingkungan di Indonesia. Dimulai dari orang-orang terdekat, keluarga, kerabat, dan teman-teman di lingkungan sekitar. Upayaku untuk melakukan perubahan pada lingkungan mungkin belum sepenuhnya sempurna. Dengan bergabung dengan GIDKP, paling tidak aku sudah memulai sesuatu. Ketika aku berinteraksi dengan orang-orang yang peduli lingkungan dan ingin melakukan perubahan, secara alamiah aku juga turut belajar peduli dan belajar mencontoh apa yang mereka lakukan. Kini aku sudah mulai berdiet dan berpikir dua kali ketika akan menggunakan kantong plastik. Setiap hari tidak lupa aku bawa totebag atau tas pakai ulang sebagai upaya untuk menggunakan kantong plastik. Kalau setiap orang melakukan aksi kecil untuk lingkungan dengan Diet Kantong Plastik, bayangkan dampak yang bisa kita rasakan dari lingkungan. It is true that small act can make big impact. Ayo Diet Kantong Plastik! (SA)

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).