Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), mungkin awalnya terdengar aneh pada sebagian orang. Umumnya diet yang dilakukan kebanyakan orang adalah diet makanan bukan kantong plastik. GIDKP merupakan perkumpulan nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik.
Saya sendiri baru mengetahui adanya komunitas ini dari teman saya. Dia mengajak saya untuk ikut bergabung menjadi relawan di komunitas GIDKP ini. Saya pun tertarik dan akhirnya saya resmi bergabung menjadi relawan GIDKP batch 1 pada bulan Maret 2014. Seluruh relawan diberi pelatihan dan penjelasan mengenai tugas apa saja yang dilakukan relawan. Selama menjadi relawan GIDKP banyak sekali pengalaman seru yang saya alami.
Pengalaman seru pertama saya adalah saat mengikuti kegiatan #RampokPlastik. Yap, #RampokPlastik alias nyuri “barang” dari orang lain pasti semua orang gak ada yang mau dirampok dong tapi kali ini rampoknya demi kebaikan. Saya ingat sekali waktu pertama kali saya dan relawan lain “merampok” ternyata gak gampang. Tanggapan masyarakat memang berbeda-beda ada yang menanggapi secara positif, ada yang langsung menolak (mungkin kami dikira sebagai sales promotion girls yang akan menawarkan suatu produk) dan ada pula yang ketakutan (kalau ini saya juga gak tau alasannya kenapa hehe). Tapi akhirnya saya mendapatkan strategi untuk #RampokPlastik ini yaitu mengeluarkan kata “gratis” di awal sambil pasang senyum yang lebar selanjutnya memberikan sedikit edukasi mengenai bahaya kantong plastik. Jadi, kegiatan #RampokPlastik ini intinya kami (relawan) mendatangi masyarakat yang masih menggunakan kantong plastik dan mengambilnya untuk ditukar dengan reusable bag yang telah kami sediakan. Selain itu, kami juga akan mengajak masyarakat untuk mengurangi kantong plastik sembari menjelaskan bahayanya terhadap lingkungan. Dan mulai semenjak itu, kegiatan rampok plastik merupakan salah satu kegiatan yang asyik. Pengalaman seru lainnya adalah saat menjadi edukator. Nah ternyata jadi edukator itu juga susah-susah gampang apalagi yang menjadi audience-nya adalah siswa-siswi sekolah dasar. Kami harus pintar dalam menyampaikan materi agar diterima dengan baik oleh audience . Selain itu, kami juga harus bersabar dengan ulah mereka yang terkadang sedikit membuat kesal, tapi tak jarang juga ulah mereka tersebut membuat kami tersenyum. (YA)