Mendorong Marketplace Untuk Menyediakan Opsi Kemasan Belanja Online Yang Minim Plastik Sekali Pakai

Jakarta, 7 Oktober 2021. Menuju pesta diskon 10.10 (10 Oktober 2021), sejumlah perwakilan gerakan Pawai Bebas Plastik melakukan talkshow virtual dengan tema “Peran Marketplace Dalam Memberikan Solusi Inovatif Untuk Kemasan Belanja Online”. Talkshow ini bertujuan untuk mencegah penumpukan penggunaan plastik sekali pakai dalam pengiriman barang pada pesta belanja online mendatang. Selain itu, talkshow ini juga menjadi tindak lanjut terhadap dukungan 5.500 masyarakat yang berpartisipasi lewat petisi dalam laman Change.org, di mana isinya menuntut pihak e-commerce dan marketplace untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam kemasan barangnya.

 

Virtual Talkshow Peran Marketplace Dalam Memberikan Solusi Inovatif Untuk Kemasan
Belanja Online

Sebelum aksi talkshow dilakukan, gerakan Pawai Bebas Plastik telah melayangkan surat terbuka kepada sembilan pihak yaitu CEO Tokopedia William Tanuwijaya, CEO Shopee Indonesia Chris Feng, CEO Bukalapak Muhammad Rachmat Kaimuddin, CEO Lazada Indonesia Chun Li, CEO Blibli.com Kusumo Martanto, CEO Zalora Indonesia Anthony Fung, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, serta Asosiasi E-Commerce Indonesia pada Kamis (22/7). Selain itu, aksi damai juga sudah dilakukan di depan gedung Tokopedia pada Kamis (9/9). Namun, hingga hari ini masih belum ada respons ataupun pernyataan sikap dalam menanggapi surat terbuka dan tindak lanjut aksi damai yang telah dilakukan sebelumnya.

Dalam upaya menanggapi tuntutan yang kami lakukan, Roffi Uddarojat , Head of Policy and Government Relations in Indonesian E Commerce Association mengatakan, “Saya kira, ini adalah salah satu kesempatan kita untuk berbenah juga. Karena biar bagaimanapun juga, dari sisi lingkungan, hal yang paling penting adalah perdagangan dari sistem elektronik ataupun e-commerce menjadi lebih sustainable. Dan tugas kita (iDEA) nantinya adalah mengkoordinasi, memfasilitasi dan mengakomodasi kepentingan dari setiap stakeholder yang bisa disambungkan dan kami jembatani kepada platform-platform e-commerce.”

Menghindari kemasan plastik sekali pakai dalam pengiriman barang sebenarnya sangat mungkin untuk dilakukan oleh setiap pelaku usaha Seperti yang dikatakan Ratu Ommaya sebagai Head of Values, PR & Community Engagement The Body Shop Indonesia, “Menggunakan kemasan yang lebih ramah lingkungan sebenarnya kalau dari sisi cost kita saving. Saving sekitar 25%, dan ini sebenarnya cara-cara yang kita lakukan untuk mencari solusi untuk menjaga hubungan antara bisnis dengan komitmen untuk menjaga kelestarian alam.”

Bisuk Abraham, research associate dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB UI menyatakan bahwa berdasarkan survei yang ia lakukan, sekitar 43% dari para pelaku usaha ini justru mengatakan bahwa upaya pengurangan maupun penanganan ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap biaya produksi mereka. “Pada bulan Mei di tahun ini kami sempat melakukan survei kepada 88 pelaku usaha di daerah DKI Jakarta, dan itu sudah kami sesuaikan kepada 3 sektor dari pelaku usaha, yaitu manufaktur, pedagang besar dan eceran kemudian jasa perdagangan makanan dan minuman yang merupakan sasaran PermenLHK No. P75 Tahun 2019.” tutur Bisuk.

Talkshow ini juga ditanggapi oleh Tiza Mafira selaku perwakilan dari tim Pawai Bebas Plastik serta Valerie The Twins sebagai public figure sekaligus perwakilan konsumen yang menanggapi kesiapannya untuk bisa berbelanja tanpa menggunakan plastik sekali pakai dalam kemasan maupun pengiriman.

***
Catatan:
[1] Pawai Bebas Plastik digagas pada tahun 2019 oleh Divers Clean Action, Econusa, Gerakan
Indonesia Diet Kantong Plastik, Greenpeace Indonesia, Indorelawan, Pandu Laut Nusantara,
Pulau Plastik, dan Walhi Jakarta, untuk mendorong tercapainya pengurangan penggunaan
plastik sekali pakai di Indonesia.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).