, , ,

Inspirasi Program Pengurangan Sampah Plastik dari Pemenang Envirochallenge 2017

Setelah kurang lebih 3 bulan berjalan, kegiatan Envirochallenge 2017 telah sukses dilaksanakan. Para pemenang Envirochallenge 2017, yaitu SMAN 1 Bogor, SMAN 6 Bekasi dan SMAN 8 Tangerang Selatan, berhasil menjalankan program-program yang terkait dengan isu pengurangan sampah plastik di sekolahnya masing-masing dengan baik dan berdampak positif.

Envirochallenge 2017 merupakan program edukasi kolaborasi Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dan Pusat Kebudayaan Amerika Serikat di Jakarta, @america, yang dijalankan dari tahun 2016. Kali ini, kegiatan Envirochallenge 2017 mengangkat isu bagaimana peran pelajar dan sekolah dalam upaya pengurangan sampah plastik di sekolahnya. Envirochallenge 2017 juga mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) #12 , yaitu Responsible Consumption and Production, dan #14 yaitu Life Below Water.

Direktur Eksekutif GIDKP bersama perwakilan guru dari sekolah pemenang Envirochallenge 2017 dan perwakilan Enviplast Sumber : https://www.flickr.com/photos/atamerica/sets/72157691063930666

Setelah sesi school workshop dilakukan di 7 sekolah, para Envirotroops dari masing-masing sekolah melakukan pemaparan dalam acara Pitching Day pada tanggal 13 September 2017 di @america. Pada saat Pitching Day, program yang dipaparkan oleh para Envirotroops, dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Mr. Jed T. Dornburg (Director of @america), Ibu Cokorda Istri Dewi (Executive Vice President United In Diversity) dan Ibu Valerina Daniel (News Anchor dan Duta Lingkungan Hidup). Dari acara Pitching Day, terpilih 3 (tiga) sekolah pemenang yang berhak mendapatkan dana implementasi program sebesar Rp 5 juta, yang diberikan oleh @america. SMAN 1 Bogor, SMAN 6 Bekasi dan SMAN 8 Tangerang Selatan yang merupakan 3 besar pemenang Envirochallenge 2017 berkewajiban menggunakan dana sebesar Rp 5 juta untuk menjalankan implementasi program di sekolah masing-masing selama kurang lebih 2 bulan.

Dalam tengah perjalanan menjalankan implementasi program, para Envirotroops dari sekolah pemenang Envirochallenge 2017 mendapatkan pendampingan dari mentor GIDKP. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat perkembangan implementasi program, membantu jika ada kesulitan para Envirotroops dalam pelaksanaan, dan membantu penyusunan laporan akhir program di sekolah masing-masing.

Pada tanggal 25 November 2017, bertempat di @america Pacific Place Lantai 3 Jakarta Pusat, para Envirotroops melakukan pemaparan terakhir terkait pelaksanaan implementasi program. Masing-masing sekolah mempunyai kegiatan unggulan di sekolah masing-masing terkait pengurangan sampah plastik di sekolahnya. SMAN 6 Bekasi melaksanakan kegiatan penyediaan dispenser air minum, penyediaan wadah makanan berupa piring rotan dan alat makan berupa sendok dan garpu dari stainless steel di masing-masing kelas di sekolah mereka. Dari kegiatan ini, mereka berhasil mengurangi sampah harian sekolah mereka dari 10kg / hari menjadi 5kg/hari.

Presentasi perwakilan siswa/i SMAN 6 Bekasi mengenai implementasi program yang telah dilaksanakan Sumber : https://www.flickr.com/photos/atamerica/sets/72157691063930666

Lain halnya SMAN 1 Bogor, para Envirotroops di sekolah ini juga mengadakan kampanye untuk membawa tempat makan dan botol minum sendiri dari rumah. Selain itu, para Envirotroops juga menyediakan piring yang dapat dipakai berulang kali di beberapa tenant kantin. Hal ini berhasil mengurangi 70% pemakaian wadah mika atau wadah makanan sekali pakai di kantin sekolah mereka.

Presentasi perwakilan siswa/i SMAN 1 Bogor mengenai implementasi program yang telah dilaksanakan. Sumber : https://www.flickr.com/photos/atamerica/sets/72157691063930666

Yang tak kalah seru, SMAN 8 Tangerang Selatan melakukan terobosan baru dalam program yang dijalankan. Setelah tahun lalu berhasil juga menjadi 3 besar pemenang Envirochallenge 2016, tahun ini Envirotroops SMAN 8 Tangerang Selatan melakukan upaya pengurangan sampah dengan mendaur ulang kertas. Tahun 2016, SMAN 8 Tangerang Selatan membuat program yang berhasil meniadakan polystyrene foam di kantin sekolah mereka. Program SMAN 8 Tangerang Selatan kali diinisiasi dikarenakan banyaknya sampah kertas yang dihasilkan di sekolah mereka. Selain itu, Envirotroops SMAN 8 Tangerang Selatan membutuhkan media baru untuk menggantikan polystyrene foamyang dipakai di laboratorium di sekolahnya untuk membuat alat peraga. Envirotroops SMAN 8 Tangerang mengolah sampah kertas yang dihasilkan menjadi kertas daur ulang yang solid untuk  menjadi media tulis dan pengganti media pengganti polystyrene foam untuk alat peraga di laboratorium di sekolah mereka.

Presentasi perwakilan siswa/i SMAN 8 Tangerang Selatan mengenai implementasi program yang telah dilaksanakan. Sumber : https://www.flickr.com/photos/atamerica/sets/72157691063930666

Diharapkan, para sekolah pemenang Envirotroops menjadi contoh dari peran pelajar dan sekolah dalam upaya pengurangan sampah plastik, dan dapat memberikan pengaruh yang signifikan untuk pengurangan sampah yang bocor dan mencemari lautan Indonesia. Selain itu, para Envirotroops dari masing-masing sekolah dapat terus melanjutkan program yang telah dilaksanakan walaupun sudah tidak dalam masa kompetisi di Envirochallenge 2017.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).