Indonesia peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik, setelah Tingkok. Dalam tiap menit, Indonesia menggunakan kantong plastik lebih 1 juta. Salah satu upaya mengurangi, mulai 21 Februari ini pemerintah membuat kebijakan plastik berbayar pada 23 kabupaten/kota di Indonesia.
Tuti Hendrawati Mintarsih, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Selasa (9/2/16) mengatakan,
sampah plasti ada di mana-mana. “Di sungai, laut. Kalau pergi ke pantai-pantai apalagi di pantai utara Jakarta, ada semacam reklamasi sebetulnya bukan. Terlihat seperti pulau karena tumpukan sampah.”
Sampah plastik, katanya, baru terurai 100 tahun. “Ini telah menjadi perhatian dunia.”United Nations Environment Programme (UNEP) berencana melarang penggunaan kantong plastik.
“Indonesia belum bisa ikut sepenuhnya. Meski ada teknologi kantong plastik mudah terurai, beberapa retail sudah menggunakan.”
Kondisi tambah memprihatinkan, kala negeri ini menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik di lautan. “Sampah plastik lautan tidak terurai.Sekali terurai menjadi mikroplastik dimakan hewan lautan,” katanya. Kala ikan dibelah, kayanya, banyak serpihan-serpihan plastik.
Catatan KLHK, penggunaan kantong plastik di Indonesia, lebih 1 juta permenit. Setiap tahun, produksi kantong plastik menghabiskan sekitar 8% produksi minyak dunia atau 12 juta barrel minyak dan 14 juta pohon.
“Memang kantong plastik dari fossil fuel. Sebenarnya, ada teknologi memanaskan bahan plastik agar menghasilkan solar. Indonesia dalam skala kecil sudah melakukan. Tapi teknologi sederhana skala kecil,” katanya.
Data Asosiai Peritel Indonesia (Aprindo) ada 32.000 gerai menghasilkan 9,6 juta kantong plastik perhari atau 21.024 hektar per tahun. “Jika kantong plastik dibuang begitu saja, bisa menutup seluruh Bandung. Ini belum termasuk sampah plastik dari pasar tradisional.”
Di Indonesia, katanya, sudah ada kantong plastik campuran tapioka. Negara lain, ada dari jagung. Berbagai negara berlomba mendisain plastik ramah lingkungan. Namun, katanya, berbagai cara ini belum menjawab persoalan secara holistik.
Untuk itulah, KLHK, ingin membatasi penggunaan kantong plastik. Tujuannya, mendorong perilaku masyarakat lebih bijak menggunakan kantong plastik. “Jadi dari supermarket tak sekali pakai langsung buang. Bisa dipakai lagi.”
Tujuannya, mendorong perilaku masyarakat lebih bijak menggunakan kantong plastik. “Jadi dari supermarket tak sekali pakai langsung buang. Bisa dipakai lagi.”
KLHK, katanya, mendapat masukan dari komuniras peduli sampah, antara lain Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Kementerian ini juga terdorong dari petisi di kanal Change.org soal plastik berbayar. Petisi itu ditandatangani 60.000 orang. Mereka menginginkan pembatasan kantong plastik dan setuju penggunaan kantong plastik dengan kebijakan berbayar.
Di berbagai negara lain, katanya, kebijakan ini sudah berjalan. Di Inggris dan Ireland, kantong plastik berbayar mengurangi 90%, Tiongkok kantong plastik dilarang. “Bangladesh negara kecil dan miskin sudah melarang kantong plastik sejak 2002,”katanya.
Ada 31 negara di Eropa, 18 Afrika, tujuh Amerika dengan 132 kota, 12 kota di Australia dan 14 negara Asia termasuk Malaysia, menerapkan kantong plastik berbayar. “Jadi sebetulnya kita agak terlambat.”
Atas dasar itu tahun lalu ada surat edaran Menteri LHK tentang langkah-langkah pengelolaan sampah. “Kita sudah pertemuan dengan Aprindo, juga Kementerian Perdagangan, YLKI. Pada pertemuan itu harga terendah kantong plastik berbayar Rp500.”