,

Indonesia Bebas Sampah 2020 dimulai dengan ‘Diet Kantong Plastik’

Wartakita.id MAKASSAR – Serentak 22 kota di Indonesia berlakukan aturan kantong plastik berbayar yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna mengurangi produksi sampah terutama dari bahan plastik.

“Plastik berbayar sekarang sudah diuji coba oleh 22 kota, seperti Jakarta, Bandung, Balikpapan, Makassar dan Surabaya. Sistemnya diatur oleh pemerintah provinsi sampai tingkat kota,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang menargetkan Indonesia Bebas Sampah pada tahun 2020.

KLHK menetapkan harga minimal standar Rp200 untuk setiap kantong plastik, namun sejumlah kota memberikan tarif harga yang lebih tinggi agar masyarakat lebih terbebani dan berinisiatif untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah.

Sementara itu di Makassar, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Makassar Masri Tiro mengatakan kebijakan itu penting untuk mendorong masyarakat lebih bijak dalam menggunakan plastik dan prinsip 3R, reuse, reduce dan recycle.

Warga menyambut antusias peringatan itu. Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Makassar Ahmad mengatakan, seluruh elemen komunitas seperti Mapala, Sispala, Cirkle K dan pemerhati lingkungan akan turun secara massal dalam kerja bakti akbar menyambut HPSN 2016.

“Pada prinsipnya, kita semua akan bergerak selaras untuk satu tujuan bebas sampah 2020 dan mengampanyekan aksi diet kantong plastik,” ucap Ahmad.

Berdasarkan data Bank Dunia, pertahun kota-kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton. Jumlah itu diperkirakan bertambah hingga 2,2 miliar pada 2025.

Indonesia menempati peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Berdasarkan data Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo), 100 gerai anggota asosiasi bisa menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastik atau setara dengan 60 kali luas lapangan bola. (*)

 

Artikel di atas diambil dari Warta Kita yang dapat dibaca di sini

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).