,

GIDKP, Kota Bandung, Uni Eropa dan GIZ berkolaborasi mengurangi plastik sekali pakai di Kota Bandung: Peluncuran Program Pasar Bebas Plastik

Bandung (18 Februari 2021). Upaya Bersama Mengurangi Plastik: Bandung, 18 Februari 2021, Pemerintah Kota (PEMKOT) Bandung, Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) Pasar Juara dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) meluncurkan program baru untuk pasar bebas plastik di kota Bandung. Hal tersebut sejalan dengan regulasi untuk mengurangi penggunaan kantong plastik melalui Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bandung No 17 Tahun 2012, yang mewajibkan sektor ritel, termasuk pasar tradisional, untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi timbulan sampah dari penggunaan plastik sekali pakai, khususnya kantong plastik, sekaligus menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Bersama Pemerintah Kota (PEMKOT) Bandung, dan Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) Pasar Juara, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) melaksanakan program Pasar Bebas Plastik di Pasar Tradisional kota Bandung. Program ini didukung oleh Project ‘Rethinking Plastics – Circular Economy Solution to Marine Litter‘, yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Republik Federal Jerman, dan diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) di Indonesia.

Guna mengatasi permasalahan global sampah plastik di laut, Uni Eropa telah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan peraturan yang mendorong penerapan ekonomi sirkular terkait plastik, dan pelarangan beberapa jenis plastik sekali pakai lainnya. Project Rethinking Plastics dilaksanakan di tujuh negara di Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia, dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia untuk menanggulangi sampah plastik dan penerapan ekonomi sirkular di Indonesia, melalui serangkaian kegiatan yang salah satunya adalah Program Pasar Bebas Plastik di kota Bandung.   Henriette Faergemann, First Counselor in Environment, Climate Action and ICT, selaku Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Timor Leste, menyampaikan apresiasi Uni Eropa kepada Pemerintah Kota dan Masyarakat Bandung atas komitmennya untuk mewujudkan Pasar Bebas Plastik di kota Bandung. “Saya menantikan lebih lanjut untuk bersama-sama belajar dari pengalaman di Indonesia dan Uni Eropa dalam mempromosikan konsumsi plastik yang berkelanjutan serta pengurangan sampah plastik yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi Indonesia untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.”

Program Pasar Bebas Plastik di kota Bandung dimulai pada 17 Februari 2021 dengan kegiatan “Rampok Plastik” yang dilakukan di Pasar Kosambi. Dalam kurun waktu 30 menit, tidak kurang dari 150 kantong plastik yang dibawa oleh konsumen pasar berhasil ditukar dengan 50 buah kantong belanja ramah lingkungan. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh GIDKP sebagai bentuk edukasi kepada konsumen pasar, yaitu dengan cara menukarkan kantong plastik yang digunakan dengan kantong belanja yang ramah lingkungan. “Rampok Plastik” sebelumny sudah pernah dilakukan di beberapa wilayah, salah satunya di Jakarta yang dirangkaikan dalam kegiatan Pasar Bebas Plastik di Pasar Tebet Barat 

Dukungan terhadap Pelaksanaan Program Pasar Bebas Plastik juga datang dari PERUMDA Pasar Juara yang mengajukan Pasar Kosambi dan Pasar Cihapit sebagai pasar percontohan bebas plastik di Kota Bandung. Herry Hermawan, Direktur Utama PERUMDA Pasar Juara, menyampaikan komitmen PERUMDA untuk turut mengedukasi para pedagang agar tidak lagi menggunakan kantong plastik sekali pakai dalam proses jual beli,  “mungkin dengan cara seperti itu, hal kecil yang kami lakukan akan berdampak besar untuk Kota Bandung” tambahnya.

Peluncuran Program Pasar Bebas Plastik di Kota Bandung

18 Februari, Program Pasar Bebas Plastik di Bandung telah diresmikan dan ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antar pihak. Dalam sambutannya Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana, mendorong seluruh mitra dan pemangku kepentingan yang terlibat untuk segera mengambil langkah konkrit untuk mendukung Program Pasar Bebas Plastik, mengingat inisiatif ini merupakan upaya dalam mengurangi sampah.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Kamalia Purbani, menyampaikan apresiasi kepada Uni Eropa dan GIZ atas dukungannya kepada Kota Bandung dalam mengatasi sampah plastik. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung bersama GIDKP akan melakukan serangkaian aktivitas guna mendukung pelaksanaan program ini, antara lain; riset baseline di Pasar Kosambi dan Cihapit dan kegiatan edukasi kepada pedagang pasar dan tentunya dengan dukungan dari PERUMDA Pasar Juara dan Organisasi Perangkat Daerah lainnya serta aparat kewilayahan”.

Penyusunan dan penerapan konsep “pasar bebas kantong plastik” untuk Kota Bandung akan mengacu dari hasil riset lapangan yang dilakukan oleh GIDKP. Dialog intensif bersama pedagang pasar akan membantu untuk mencari dan menentukan solusi serta alternatif bersama guna mewujudkan pasar Kosambi dan Cihapit yang bebas plastik. Masyarakat di sekitar pasar dan konsumen nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi ini.

Koordinator Nasional GIDKP, Rahyang Nusantara menjelaskan bahwa proses edukasi untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih aktif dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai merupakan kunci dari keberhasilan program ini. “Upaya kami mendorong pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam mengurangi  penggunaan kantong plastik dan plastik sekali pakai lainnya semata-mata adalah untuk menyelamatkan lingkungan hidup  dari polusi plastik. Upaya ini merupakan bentuk tindakan nyata dalam mencapai target  daerah dalam pengurangan sampah (sebesar 30% di tahun 2025) dan tentunya mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), dimana pencegahan dan pengurangan timbulan sampah di darat dan di laut  menjadi target utama yang ingin dicapai pada 2030” jelasnya. Program pasar bebas plastik di pasar Kosambi dan Cihapit diharapkan dapat menjadi contoh upaya pengurangan plastik sekali pakai di pasar rakyat, dan memberikan pembelajaran untuk proses replikasi selanjutnya di pasar-pasar rakyat lainnya.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).