GIDKP dan Muhammadiyah Gandeng Ibu-Ibu Untuk Belanja Serta Memasak Tanpa Plastik Sekali Pakai di Pasar Tebet Barat

Selasa, 18 Oktober 2022. GIDKP bersama dengan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah menggelar lomba belanja dan memasak di Pasar Tebet Barat yang merupakan pasar percontohan bebas plastik pertama di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran lingkungan melalui pendekatan keagamaan terkait pelarangan plastik sekali pakai di pasar tradisional.

Sebanyak 25 ibu-ibu yang berasal dari Aisyiyah, orang tua murid TK Muhammadiyah Tebet dan ibu-ibu PKK menjadi peserta dalam lomba belanja serta memasak tanpa plastik sekali pakai.

Merasakan Sensasi Belanja Bebas Plastik di Pasar Tebet Barat

Peserta Lomba Yang Membeli Ikan Dengan Wadah Guna Ulang

Dalam lomba ini, setiap peserta diwajibkan berbelanja di Pasar Tebet Barat dengan membawa wadah guna ulang dari rumah untuk membungkus barang belanjaan yang akan dibelinya. Selain penjual di Pasar Tebet Barat tidak lagi menyediakan kresek untuk para pembeli, hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepada para peserta lomba bahwa berbelanja menggunakan wadah guna ulang milik pribadi itu sangat mungkin untuk dilakukan.

Tidak hanya kantong belanja guna ulang yang digunakan oleh setiap peserta untuk membeli bahan baku masakan di Pasar Tebet Barat, melainkan wadah bekas seperti bekas selai, wadah bekas kerupuk siap santap, hingga kotak makan milik anak-anak pun digunakan sebagai wadah pembungkus.

“Karena di Pasar Tebet Barat udah gak nyediain kantong plastik lagi, jadi kita harus bawa wadah sendiri dari rumah, nih makanya saya bawa banyak wadah. Tapi satu pembelajaran buat saya, ternyata untuk belanja bahan makanan atau minuman itu ga harus estetik sih, tempat apa aja bisa digunain. Kaya gini misalnya, saya mau beli es batu dalam jumlah yang cukup banyak saya bisa menggunakan toples bekas peyek yang ada di rumah”, Ujar ibu Dwi selaku salah satu peserta lomba

Untuk mensukseskan Program Pasar Bebas Plastik ini, kita memerlukan kekompakan antara pedagang dan konsumen. Kalau pedagangnya sudah siap untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai, konsumennya pun harus memiliki kesiapan juga. Begitupun sebaliknya.

Memasak Tanpa Plastik Sekali Pakai

Peserta Lomba Yang Sedang Bersiap Untuk Memasak

Setelah berbelanja tanpa plastik sekali pakai, para peserta lomba diminta untuk menyajikan masakan Nusantara yang sebelumnya sudah disepakati oleh masing-masing tim. Ada yang memasak masakan khas Betawi, Jawa Barat, Jawa Timur, Padang, hingga Manado. 

Dalam proses memasak, para peserta disuguhkan dengan kemudahan atas wadah belanja guna ulang yang digunakan pada saat belanja di Pasar Tebet Barat. Jika ada bahan-bahan yang dibeli melebihi kebutuhan memasaknya, peserta bisa kembali menyimpannya dalam wadah guna ulang miliknya. 

Dengan begitu, para peserta juga tidak perlu khawatir terhadap kesegaran bahan yang dibelinya, seperti yang dikatakan oleh ibu Tatik “Belanja pakai wadah sendiri ternyata ada untungnya juga. Habis belanja kita gak perlu lagi ribet mindahin barang belanjaan ke wadah-wadah. Kita tinggal ambil bahan secukupnya untuk masak, habis itu bahan sisanya bisa kita langsung taruh. Kalau di rumah juga kayaknya bahan lebihnya bisa dimasukin ke kulkas atau kalau bumbu bisa kita taruh langsung di rak bumbu tanpa harus keluar masukin bahan lagi”. 

Berbelanja dan memasak tanpa plastik sekali pakai sangat praktis dan mudah dilakukan kan? Oleh karena itu, yuk kita dukung Program Pasar Bebas Plastik sebagai upaya untuk menciptakan Indonesia terbebas dari plastik sekali pakai!

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).