,

Diet Gagal, Kantong Plastik Kembali Gratis

Peraturan kantong plastik berbayar yang bulan Februari lalu diberlakukan kini dicabut. Kantong plastik di supermarket maupun minimarket kini sudah kembali digratiskan. Salah satu alasannya karena ketidakjelasan payung hukum peraturan tersebut.

DARI pantauan penggunaan kantong plastik di dua supermarket, tidak tampak ada pengurangan signifikan. Diet kantong plastik yang dicanangkan pada 21 Februari-31 Mei, sepertnya tidak berhasil.

Data yang dihimpun Radar, di Yogya Cirebon Juntion hanya terjadi penurunan sekitar 2.000 pcs kantong plastik per bulan untuk ukuran jumbo. Untuk ukuran lain, justru tidak Nampak pengurangan.

Begitu pun data yang dihimpun  di Hypermart Cirebon. Konsumsi plastik di bulan Januari mencapai 36.064, sempat menurun hingga  3 ribu pcs di bulan Februari. Tetapi melonjak hingga 57.264 di Bulan Maret. Selanjutnya, fluktuatif yakni, 32.064 pcs di bulan April dan Mei 34.646.

“Payung hukum dari peraturan kantong plastik berbayar hanya berupa surat dari Kementerian Lingkungan Hidup. Surat itu kan soal uji coba dan hanya berlaku untuk tiga bulan,” kata Regional Corporate Communication Manager Alfamart, Firly Firlandi, kepada Radar, Kamis (9/6).

Namun demikian, Firly mengaku, sosialisasi dan kampanye pengurangan plastik tetap dilakukan. Misalnya, kasir akan bertanya apakah bawa kantong dari rumah? Atau, untuk pembelian barang dengan jumlah yang tidak memerlukan kantong plastik biasanya kasir akan menawarkan apakah gunakan kantong plastik atau tidak. “Umumnya konsumen sudah paham untuk tidak menggunakan kantong plastik,” tuturnya.

Penerapan kantong plastik gratis juga kembali diberlakukan di Hypermart Cirebon. Opening Manager Hypermart Cirebon, Eko Susanto mengatakan, Hypermart Cirebon telah mengikuti instruksi dari head office perihal kantong plastik berbayar mulai 5 Maret 2016. Tapi, sekarang ada perubahan untuk kembali menggratiskan kantong plastik. “Dulu sesuai anjuran pemerintah diberlakukan kantong plastik berbayar Rp200,” ujarnya.

Dengan kantong plastik gratis ini, Hypermart berharap bisa memberikan kepuasan kepada konsumen, karena mereka tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk membeli kantong plastik. Namun, harus diakui, penerapan kantong plastik berbayar pelan-pelan mulai mengubah kebiasaan masyarakat.

Meski tidak massive, tetapi beberapa konsumen sudah mulai menggunakan kantong belanja sendiri. “Ada bagusnya, karena beberapa konsumen dari rumah bawa kantong sendiri,” paparnya.

Di Yogya Cherbon Junction sebelumnya penggunaan kantong plastik berbayar sudah sempat disosialisasikan. Terutama di beberapa cabang di Bandung sebagai pusat Yogya Group. Begitu juga penghapusan kantong plastik berbayar.

Customer Relations Yogya Cherbon Junction, Istanto mengatakan, karena belum ada kesepakatan dari pusat, program tersebut digratiskan kembali. Menurut Istanto, isu kantong plastik berbayar tidak berpengaruh terhadap trafik konsumen. “Karena cuma Rp200, jadi tidak masalah buat konsumen,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) UKM Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi membenarkan uji coba telah berakhir. Namun pihaknya belum mengambil sikap mengenai pemberlakukan berakhirnya uji coba kantong platik berbayar. “Iya kalau uji coba telah berakhir. Tapi kami belum menyosialisasikan,” ungkapnya.

Diakuinya, lantaran belum adanya sosialisasi maupun koordinasi dengan instansi terkait seperti Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Apindo, asosiasi pengusaha ritel, kantong plastik tersebut masih diberlakukan berbayar. “Rata-rata masih menerapkan itu (berbayar). Tapi kami akan segera mengkomunikasikannya lagi,” kata Agus.

Lebih lanjut, ungkapnya, per 1 Juni 2016 ritel modern anggota Aprindo Puast kembali memberikan kantong plastik gratis, yang ramah lingkungan (ox degradable) kepada konsumen. Atau tidak sama sekali memberikan kantong plastik lagi kepada konsumen, karena tidak ada regulasi yang memayungi program kantong plastik tidak gratis tersebut. “Program kantong plastik tidak gratis berlaku 21 Februari – 31 Mei 2016,” tuturnya.

Sejauh ini, dikatakannya dampak diberlakukan kantong plastik berbayar di Kota Cirebon belum bisa dilaporkan. Disperindagkop UMKM belum melakukan pengkajian. Apalagi bila hal itu dikaitkan dengan pelestarian lingkungan dari polutan plastik yang proses penguraiannya membutuhkan jangka waktu lama.

“Efesien tidaknya belum ada laporan. Tapi sejauh ini diberlakukannya kantong plastik berbayar tidak ada masalah, konsumen tidak keberatan dengan hanya membayar Rp200,” tukasnya. (adinda pratiwi/nurvia pahlawanita)

Artikel di atas dapat dibaca pada Radar Cirebon

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).