,

Bogor Berlari Menuju Pasar Tradisional Bogor Bebas Plastik

Setelah berhasil menerapkan Pasar Bebas Plastik Pertama di Indonesia yang diimplementasikan pada Pasar Tebet Barat Jakarta, kini GIDKP melebarkan sayapnya untuk menerapkan program tersebut di Kota Bogor. Program Pasar Bebas Plastik di Kota Bogor merupakan hasil kerjasama GIDKP bersama  Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor dan Perumda Pasar Pakuan Jaya. Program ini juga didukung oleh United States Agency for International Development (USAID).

Program ini diaplikasikan di Pasar Baru Bogor dan Pasar Kebon Kembang yang meliputi kegiatan survei baseline pada bulan Januari 2021 untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan dari setiap masyarakat. Selain itu, kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi melalui berbagai rangkaian kegiatan seperti rampok plastik. Selain kegiatan offline, nantinya kami juga melaksanakan kegiatan offline seperti webinar Menuju Pasar Bebas Plastik Kota Bogor.

“Program Pasar Bebas Plastik di Kota Bogor ditujukan untuk mempersiapkan pasar dan masyarakat untuk dapat juga terlibat dalam upaya pengurangan sampah kantong plastik. Kota Bogor memang sebelumnya belum memasukkan pasar tradisional sebagai subyek yang diatur dalam Peraturan Wali Kota Bogor No. 61 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Sehingga apa yang kami lakukan disini juga merupakan bagian dari rencana pemerintah dalam merevisi peraturan tersebut.Dalam Program Pasar Bebas Plastik di Kota Bogor ini sedikit berbeda dengan Program yang ada di Pasar Tebet Barat. Karena kan sebetulnya di Kota Bogor ini kami hanya melakukan sosialisasi aja ke pedagang dan pembeli yang ada di Pasar Kebon Kembang dan Pasar Baru Bogor. Program ini juga bertujuan untuk mendukung peraturan Walikota Bogor No 61 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ”, ujar Rahyang Nusantara selaku Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

Berdasarkan survei baseline yang telah dilakukan di Pasar Kebon Kembang dan Pasar Baru Bogor, sebanyak 86,10% responden menyatakan pernah mengetahui tentang program pengurangan kantong plastik di masing-masing pasar dan sebanyak 81,83% responden bersedia apabila didukung oleh pemerintah untuk pengurangan penggunaan kantong plastik. Angka tersebut sangat jelas menunjukan kesiapan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di Kota Bogor.

Program Pasar Bebas Plastik di Kota Bogor ini juga diikuti dengan aset komunikasi visual di area pasar, seperti pemasangan poster, banner, stiker tangga dan pembuatan video belanja bebas plastik di Pasar Baru Bogor dan Pasar Kebon Kembang.

“Aset komunikasi yang digunakan disini bertujuan untuk menaikan awarenes masyarakat dan penjual aja. Tangga ini kan yang menjadi akses utama keluar masuknya para pengunjung pasar. Jadi harapannya dibuat aset komunikasi ini untuk meningkatkan pengetahuan pengunjung aja. Kalau sering-sering dilihat kan juga lama-lama akan terdistraksi di otak para pengunjung pasar ini. Selain itu kami juga memberikan solusi berupa tips-tips belanja bebas plastik yang bisa didapatkan di kanal sosial medianya GIDKP”- ucap Sandri selaku Project Officer Pasar Bebas Plastik Kota Bogor.

Untuk menemukan solusi-solusi lain dari seluruh lapisan masyarakat, kami juga melakukan kegiatan Focus Group Discussion untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sektor bisnis (pengelola pasar), dan kelompok masyarakat sipil dalam kaitannya untuk memasukkan pasar tradisional ke dalam subjek peraturan. 

Kita dapat memulai partisipasi terhadap lingkungan dari hal yang paling kecil, yaitu dari diri kita dan keluarga pada saat berbelanja ke Pasar. Setidaknya hal tersebut merupakan upaya kecil untuk memberikan contoh kepada orang lain” – ucap Denni Wismanto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor dalam sambutannya dalam kegiatan Focus Group Discussion

Setelah beberapa rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan di Pasar Kebon Kembang dan Pasar Baru Bogor, rencana aksi yang akan dilakukan oleh GIDKP ialah tahap monitoring dan evaluasi.

Harapannya Program Pasar Bebas Plastik di Kota Bogor ini dapat mengurangi secara terukur dari penggunaan plastik sekali pakai di Pasar Rakyat. Selain itu, Program ini akan terus konsisten dijalankan oleh setiap lapisan masyarakat yang ada di Kota Bogor.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).