SEA of Solutions (SoS) merupakan sebuah inisiatif dari United Nations Environment Programme (UNEP) dan Coordinating Body on the Seas of East Asia (COBSEA) untuk mengatasi polusi plastik di sumbernya, membina kemitraan, dan menampilkan praktik-praktik terbaik serta tren terbaru sejak tahun 2019. Tahun ini dengan memanfaatkan momentum Perjanjian Plastik Global, SoS 2024 mengangkat tema ‘Delivering Actions to End Plastic Pollution’, yang mempelajari ilmu pengetahuan dan tindakan berbasis bukti, langkah-langkah kebijakan dan peraturan, keuangan dan investasi, sirkularitas dalam rantai nilai plastik, dan keterlibatan masyarakat untuk perubahan perilaku yang didorong dengan adanya perubahan yang berkelanjutan dan sistemik, utamanya melalui penguatan regulasi di hulu yang inklusif.
Dietplastik Indonesia, yang diwakili oleh Rahyang Nusantara selaku Deputi Direktur, juga turut andil dalam knowledge session SoS dengan topik ‘Preventing Plastic Leakage Trough City’. Pada kesempatan ini, Rahyang memaparkan jumlah Kota, Kabupaten dan Provinsi di Indonesia yang sudah memiliki peraturan pelarangan plastik sekali pakai, yang mana dua Provinsi diantaranya sudah berhasil melakukan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai sebesar 80% di Provinsi Jakarta dan 70% di Provinsi Bali.
Tidak hanya itu, untuk berkontribusi dalam menciptakan solusi dalam permasalahan sampah plastik, Rahyang juga memaparkan bagaimana Dietplastik Indonesia juga telah berperan dalam memprioritaskan solusi guna ulang melalui implementasi beberapa program yang bertujuan untuk mendorong pengurangan plastik sekali pakai baik di level daerah, nasional, maupun level internasional.
Pasar Bebas Plastik dan Gerakan Guna Ulang
Pada level daerah, Dietplastik Indonesia melakukan beberapa inisiatif yang sejalan dengan Peraturan Menteri LHK No. P75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, yang mana menargetkan pelarangan beberapa jenis plastik sekali pakai per 1 Januari 2030. Inisiatif yang dilakukan diantaranya program Pasar Bebas Plastik dan Gerakan Guna Ulang, yang mengutamakan guna ulang sebagai solusi pengganti plastik sekali pakai di pasar rakyat, belanja secara daring, ataupun kegiatan belanja pada umumnya. Guna ulang yang tercakup di dalam program ini bukan hanya mencari pengganti barang sekali pakai saja, namun juga tentang bagaimana membentuk sistem yang melibatkan mulai dari produsen, distributor, konsumen, hingga sistem pengelolaan sampah yang ada. Sistem guna lang ini juga diproyeksikan sebagai sistem rendah emisi, yang dapat berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim.
Meningkatkan Ekosistem Guna Ulang di Indonesia Melalui Reuse Special Interest Group
Tidak berhenti di level daerah, Dietplastik Indonseia juga membentuk Reuse Special Interest Group yang terdiri dari berbagai instansi dan pelaku bisnis yang mendorong terbentuk dan dijalankannya sistem guna ulang yang menyeluruh di Indonesia. Salah satu pencapaian yang dilakukan oleh Reuse Special Interest Group adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PerBPOM) Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pengawasan Pembuatan dan Peredaran Kosmetik dimana menyebutkan tentang ketentuan beberapa jenis kosmetik isi ulang. Selain itu, Reuse Special Interest Group juga telah mengeluarkan dokumen ‘Recommendations to a Zero Draft Global Plastic Treaty’ kepada pemerintah Indonesia untuk dapat memperkuat solusi guna ulang dalam Perjanjian Plastik Global.
Membentuk Asia Reuse Consortium Untuk Memperkuat Inisiatif Guna Ulang di Wilayah Asia
Diinisiasi oleh Dietplastik Indonesia, GAIA Asia Pacific, dan Break Free From Plastic serta didukung oleh PR3-The Global Alliance To Advance Reuse, Asia Reuse Consortium yang terdiri dari organisasi masyarakat sipil, perusahaan dan pemerintah daerah dari Indonesia, Filipina, Viet Nam, Thailand, dan India memiliki misi untuk mempromosikan sistem guna ulang melalui pengembangan bersama standar penggunaan kembali, peningkatan kapasitas bagi wirausahawan penggunaan kembali, dan memperkuat pendirian negara mengenai sistem guna ulang dalam Perjanjian Plastik Global. Konsorsium ini juga menjadi salah satu bukti nyata bahwa Asia memiliki banyak inisiatif dan sumber daya untuk mengatasi polusi plastik sekali pakai melalui ekosistem guna ulang.
Dietplastik indonesia juga turut serta dalam kegiatan exhibition dengan memamerkan tiga dokumen publikasi, diantaranya dokumen (1) Panduan Penyusunan Peraturan Pembatasan Plastik Sekali Pakai, (2) Implementasi Pembatasan Peraturan Plastik Sekali Pakai di Beberapa Provinsi dan Kota di Indonesia, dan (3) Evaluasi Dampak Lingkungan dan Sosial dari Pemanfaatan Sachet dan Pouch Serta Ekspansi Solusi Guna Ulang di Jabodetabek. Harapannya, kontribusi Dietpalstik Indonesia pada kegiatan SoS 2024 ini bisa memperlihatkan ke khalayak bahwa Indonesia, dan negara Asia lainnya, adalah rumah yang kaya akan solusi guna ulang yang berkontribusi untuk mengatasi polusi plastik sekali pakai.