Dorong Pengurangan Plastik Sekali Pakai di Pasar, ‘Aisyiyah dan Pedagang Pasar Ikuti Pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku”

“Pasarku Tempat Ibadahku” menjadi tema yang diusung Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) pada penyelenggaraan Pelatihan bagi para pedagang pasar dan anggota ‘Aisyiyah Ranting – Cabang untuk mendorong pengurangan plastik sekali pakai di pasar tradisional. Pelatihan yang dilaksanakan pada Rabu 24 Agustus 2022 di Kantor Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta ini diikuti sebanyak 25 orang pedagang dari Pasar Tebet Barat dan 11 orang anggota ‘Aisyiyah Ranting hingga Cabang se Kecamatan Tebet Barat dan Kecamatan Tebet Timur. 

Pelatihan yang bertajuk “Pasarku Tempat Ibadahku” ini merupakan rangkaian dari kegiatan program “Peningkatan Kesadaran Lingkungan melalui Pendekatan Agama” yang sedang dilaksanakan oleh GIDKP dan LLHPB PP ‘Aisyiyah. Fokus program ini yaitu mendorong pelarangan penggunaan plastik sekali pakai (Single-Use Plastic) di Pasar Tradisional. Adapun Pasar Tebet Barat, sebuah pasar yang berada di Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta dipilih menjadi lokasi pelaksanaan program tersebut.

Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai sebagai Perbuatan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Pentingnya upaya melakukan diet kantong plastik sebagai bagian dari amar ma’ruf nahi mungkar disampaikan oleh Nurni Akma selaku Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah saat Ia berkesempatan membuka pelatihan ini. “Allah telah berfirman, Dan hendaklah sebagian dari kamu ada golongan yang mengajak manusia untuk berbuat kebajikan dan mencegah berbuat kemungkaran. Dan barangsiapa yang mengerjakan itu, maka kamu adalah orang yang beruntung.” ungkap Nurni mengutip ayat Al Qu’ran Surat Ali ‘Imran Ayat 104. “Yang kita kerjakan ini adalah untuk menghindarkan mungkar, ternyata plastik itu sangat berbahaya bagi manusia baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. Telah dilakukan penelitian bahwa plastik tidak bisa terurai dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan waktu yang sangat panjang, ribuan bahkan ratusan tahun.” imbuhnya. 

Pahala yang Mengalir di Setiap Kebaikan

“Rasulullah SAW pernah mengatakan apabila kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, dengan kekuasaanmu. Apabila kamu tidak sanggup, maka cegah dengan lisanmu. Kalau kamu tidak mampu, maka cegahlah dengan hatimu, maka itu selemah-lemahnya iman.” terang Nurni mengutip salah satu Hadits Riwayat Muslim. “Mari kita jadikan Pasarku Tempat Ibadahku, menjadikan pasar tempat untuk melakukan jual beli sekaligus juga mendidik masyarakat luas untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Barangsiapa mengajarkan kebaikan dan kebaikan itu diikuti oleh orang lain maka dia mendapatkan pahala sama dengan orang tersebut.” tuturnya. “Rasulullah SAW adalah seorang pedagang. Jadi pedagang merupakan pekerjaan yang paling mulia, tetapi kita juga harus senantiasa mempunyai akhlak dalam berdagang. Mudah-mudahan hal baik yang kita sebarkan di tengah-tengah masyarakat terutama untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, akan menjadi amal shalih yang terus mengalir kepada kita.” pungkasnya.

Harapan dari Institusi Pemerintah

Asisten Manager Pemberdayaan Perdagangan Perumda Pasar Jaya Debora Nainggola berharap pelatihan ini menghasilkan masukan-masukan, baik dari masing-masing pedagang maupun dari organisasi ‘Aisyiyah – Muhammadiyah dan GIDKP. “Kami harap hasil diskusi pada pelatihan ini menghasilkan rekomendasi metode apa yang paling tepat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di pasar, untuk bisa diterapkan baik di Pasar Tebet Barat maupun diterapkan di pasar-pasar lainnya yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya.” ujarnya. 

Pada kesempatan ini pula, Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rita Ningsih hadir menguraikan data pengelolaan sampah yang dihimpun instansinya. “Sampah di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai 7.400 ton per-hari. Sampah ini jenisnya macam-macam, salah satunya ialah jenis sampah plastik. Jenis plastik ini dapat berefek pada kesehatan manusia. Sasaran yang diatur terkait pembatasan penggunaan ialah kantong belanja plastik sekali pakai.” ungkap Rita. “Dengan bekerjasama dengan GIDKP dan LLHPB ‘Aisyiyah melalui pendekatan yang berbeda, melalui pendekatan ibadah, kita berharap banyak yang berubah di pasar khususnya pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.” imbuhnya. 

Menjaga Alam Merupakan Kewajiban Setiap Muslim

Syahrul Ramadhan dari komunitas Kader Hijau Muhammadiyah hadir memaparkan tentang Teologi Lingkungan. Menurutnya, lingkungan hidup merupakan ciptaan dan anugerah Allah yang harus dipelihara, dan tidak boleh dirusak. “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” urai Syahrul mengutip ayat Al Qur’an Surat Al-Qashash Ayat 77. “Maka setiap muslim berkewajiban untuk melakukan konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya. Setiap muslim juga dilarang melakukan usaha maupun tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan alam.” imbuhnya.

Butuh Dukungan Seluruh Elemen Pasar 

Zakiyus Shadicky sebagai Engagement & Insight Manager GIDKP membagikan hasil pembelajaran dari pengelolaan program Pasar Bebas Plastik sebelumnya di Pasar Tebet Barat. “Kiat sukses penerapan sampah bebas plastik antara lain yakni perlu dibangun komunikasi antara pedagang dan konsumen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.” ungkap Zakiyus. Selain itu, perlu adanya penegakan peraturan oleh pemerintah daerah melalui pembinaan, penyuluhan, dan lainnya untuk memastikan keberlanjutan program dalam jangka panjang.” pungkasnya.

 

Sumber: Tim LLHPB PP ‘Aisyiyah dan GIDKP

 

Lampiran

Keterangan: Pentingnya upaya melakukan diet kantong plastik sebagai bagian dari amar ma’ruf nahi mungkar disampaikan oleh Nurni Akma selaku Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah saat Ia berkesempatan membuka pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)

Keterangan: Asisten Manager Pemberdayaan Perdagangan Perumda Pasar Jaya Debora Nainggola berharap pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) menghasilkan masukan-masukan, baik dari masing-masing pedagang maupun dari organisasi ‘Aisyiyah – Muhammadiyah dan GIDKP. (Doc. GIDKP)

Keterangan: Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rita Ningsih (tengah) hadir menguraikan data pengelolaan sampah yang dihimpun instansinya, pada pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)

Keterangan: Syahrul Ramadhan dari komunitas Kader Hijau Muhammadiyah hadir memaparkan  Teologi Lingkungan pada pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)

Keterangan: Zakiyus Shadicky sebagai Engagement & Insight Manager GIDKP membagikan hasil pembelajaran dari pengelolaan program Pasar Bebas Plastik sebelumnya di Pasar Tebet Barat, pada pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)
Keterangan: Antusias peserta pada sesi diskusi kelompok di pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)

Keterangan: Antusias peserta pada sesi diskusi kelompok di pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)

Keterangan: Antusias peserta pada sesi diskusi kelompok di pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)

Keterangan: Antusias peserta pada sesi diskusi kelompok di pelatihan “Pasarku Tempat Ibadahku” (24/8/2022) (Doc. GIDKP)
Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).