Dalam upaya menciptakan acara musik yang ramah lingkungan, Dietplastik Indonesia bersama Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) kembali menjalin kerja sama strategis untuk menerapkan pengelolaan sampah menyeluruh, salah satunya dengan adanya protokol guna ulang di International Golo Mori Jazz 2025. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab pada acara yang dikunjungi ratusan sampai ribuan orang.
Sebelum pelaksanaan acara musik di kawasan Golo Mori Convention Center ini, pada Desember 2024 ITDC menggandeng Dietplastik Indonesia untuk menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan pelatihan pengelolaan sampah yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan pelaku usaha, dengan memperkenalkan sistem pengelolaan sampah (Zero Waste 101) dan menyusun rencana aksi terkait pengelolaan sampah yang relevan dan memungkinkan untuk diterapkan. Salah satu materi yang disampaikan adalah studi kasus keberhasilan protokol guna ulang di MotoGP Mandalika 2024, yang menjadi inspirasi langsung dalam merancang sistem yang serupa di Golo Mori.
Pada puncak pelaksanaan International Golo Mori Jazz 2025, prosedur pengelolaan sampah secara bertahap diterapkan di seluruh area pelaksanaan acara. Mulai dari penyediaan fasilitas isi ulang air minum, penyediaan tempat sampah terpilah (organik, plastik, dan kertas), edukasi kepada konsumen terkait pemilihan sampah, sampai pendampingan kepada tenant dalam penyajian makanan minuman yang mengutamakan sistem prasmanan untuk menghindari pemakaian kemasan plastik sekali pakai. Adapun sistem pengelolaan sampah bertahap yang diterapkan ini bekerjasama dengan Komunitas Peduli Sampah Golo Mori dalam naungan konsorsium Todo Cama yang berbasis di Labuan Bajo.
Satu hal yang dapat menjadi keberhasilan awal dari proses pengelolaan sampah yang diterapkan pada event International Golo Mori Jazz 2025 adalah hampir tidak ditemukan sampah yang tercampur pada tempat sampah terpilah yang tersedia. Faktor utama yang diyakini menjadi pendukung keberhasilan ini adalah keterlibatan tim edukator yang didedikasikan untuk memberikan informasi terkait pemilahan sampah di tiap titik penempatan tempat sampah, dan dilakukan secara terus menerus dari awal hingga akhir acara. Informasi pengelolaan sampah ini juga turut diteruskan kepada pengisi acara, baik artis yang akan menjadi performer sampai dengan kru yang bertugas.
Dengan langkah awal penerapan sistem pengelolaan sampah pada acara musik internasional ini menjadi pintu pembuka peluang dibentuknya standard event yang berkelanjutan dengan menekankan penerapan implementasi pengelolaan sampah secara menyeluruh. Dengan demikian, tidak hanya menyelenggarakan hiburan untuk masyarakat semata, namun juga menjadi sarana edukasi untuk tetap menjaga lingkungan di kawasan pariwisata prioritas di Indonesia di bawah naungan ITDC.