Wujudkan Revolusi Bumi melalui Penggunaan Kembali!

Hari Bumi Sedunia, atau dikenal sebagai Earth Day, jatuh setiap tanggal 22 April. Hari ini digagas oleh Gaylord Nelson pada tahun 1970 dan menandai lahirnya gerakan lingkungan hidup di zaman modern. 

Ironinya, di hari bumi pada tahun 2022 ini, krisis iklim masih menjadi ancaman besar bagi bumi, terlebih lagi terkait isu sampah plastik yang masih sering diabaikan tetapi masih menjadi aspek yang sangat merugikan. Penelitian oleh Jenna Jambeck tahun 2015 menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok yang menyumbang sampah plastik ke lautan yang kemudian disusul oleh Filipina, Vietnam dan Sri Lanka.

Baru-baru ini hasil penelitian yang berjudul “Discovery and Quantification of Plastic Particle Pollution in Human Blood” juga mendeteksi adanya partikel mikroplastik dalam darah manusia. Berdasarkan data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa fakta tentang sampah plastik masih menjadi masalah yang cukup meresahkan.

Kita tidak bisa terus menerus membiarkan bumi kita hidup berdampingan dengan krisis iklim. Lalu bagaimana caranya? 

Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia merilis program Kemitraan Aksi Plastik Nasional (National Plastik Action Partnership), dengan strategi yang menargetkan Indonesia untuk mendekati angka nol dalam hal polusi sampah plastik pada tahun 2040. Target ini merupakan salah satu target paling ambisius yang ditetapkan oleh Indonesia untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh sampah plastik. Bisakah ini tercapai?

Pasti bisa! Setidaknya, kita harus bergerak menjadi solusi untuk mengurangi sampah yang sekarang sudah menjadi musuh yang sangat besar. Saat ini, kita bisa menggunakan barang guna ulang dalam kehidupan kita sehari-hari, karena daur ulang saja tidak cukup. Terlebih, baru-baru ini juga ada penelitian yang menemukan kadar racun yang cukup tinggi selama proses maupun di produk plastik daur ulang.

Daur ulang? Minggir dulu! Selamat datang Guna Ulang 😀

Selama beberapa dekade, kita berfokus pada usaha untuk meningkatkan daur ulang, tetapi bukti yang bertambah menunjukkan bahwa daur ulang saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik. Bahkan dengan strategi daur ulang yang ambisius sekalipun, produksi sampah plastik akan tetap naik dua kali lipat pada tahun 2050.

Menurut laporan dari Breaking the Plastic Wave, pengurangan produksi plastik melalui solusi yang diterapkan di hulu merupakan solusi yang berdampak paling besar dalam mengatasi sampah plastik dari segi aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Nah, untuk mengatasi masalah sampah plastik yang semakin hari semakin menakutkan, saya memilih untuk menggunakan model guna ulang. Mulai dari wadah makanan dan minuman yang tidak lupa untuk dibawa kemana-mana. Wadah tersebut digunakan jika sewaktu-waktu saya ingin membeli makanan atau minuman yang harus dibungkus dengan plastik sekali pakai. Biasanya, saya meminta pedagangnya untuk dimasukan langsung kedalam wadah makanan yang saya bawa.

Selain itu, untuk kebutuhan personal care kita juga harus memilih produk-produk yang bertanggung jawab dong? Masa ingin mempercantik diri, tapi malah merusk bumi? Gak banget! Menggunakan personal care yang bertanggung jawab atas produknya sudah menjadi keharusan kita loh. Yaaa, walaupun harga personal care yang bertanggung jawab atas kemasannya tersebut cenderung lebih mahal, tetapi tidak jauh lebih mahal dari dampak lingkungan yang dihasilkan akibat plastik sekali pakai loh.

Oh iya, untuk keperluan rumah tangga seperti cairan pencuci baju, piring, pembersih lantai dll, kita juga bisa banget kok menghindari kemasan sachet dengan model guna ulang. Sekarang sudah banyak banget toko curah yang menjual kebutuhan rumah tangga. Selain itu ada juga toko curah yang menyediakan layanan antar jemput ke rumah kita loh. Jadi gak repot lagi dan gaperlu bingung nanti sampahnya harus diapain kan!

Membahas kearifan lokal sebagai solusi untuk menjaga bumi dari timbulan sampah sepertinya tidak akan ada habisnya. Hal tersebut dikarenakan banyaknya solusi-solusi guna ulang di Indonesia yang bisa menggantikan plastik sekali pakai.

Kalau solusi guna ulang yang digunakan untuk mengurangi timbulan sampah di Indonesia sangat banyak dan mudah ditemukan, kenapa kita harus memilih barang sekali pakai dan menimbulkan sampah yang sulit diurai? Saya rasa, ini sudah saatnya kita beralih kepada model guna ulang dan katakan selamat tinggal pada plastik sekali pakai!

Selamat Hari Bumi 2022, mari jaga bumi kita dari bahaya plastik sekali pakai!

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).