Jakarta, 27 Juli 2025 – Krisis plastik di Indonesia sudah berada pada titik yang mengkhawatirkan. Dari 68,5 juta ton sampah yang dihasilkan setiap tahun, 17 persennya adalah plastik, dan sebagian besar tidak terkelola dengan baik. Di tengah situasi ini, sekelompok masyarakat sipil yang terafiliasi dalam gerakan Pawai Bebas Plastik memilih untuk tidak hanya mengeluh, tapi menawarkan model nyata perubahan. Itulah semangat yang diusung dalam gelaran Piknik Bebas Plastik, sebuah inisiatif publik yang menjadi bagian dari aktivasi kampanye global Plastic Free July di Indonesia.
Sejak pertama kali diinisiasi pada tahun 2019 oleh koalisi organisasi lingkungan seperti Divers Clean Action, EcoNusa, Dietplastik Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indorelawan, Pandu Laut Nusantara, Pulau Plastik, dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Pawai Bebas Plastik konsisten mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai serta perbaikan sistem pengelolaan sampah di Indonesia. Tahun ini, kegiatan dikemas secara kasual dan edukatif lewat format piknik untuk menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, khususnya generasi muda dan keluarga.
Digelar di ruang terbuka hijau pada Minggu, 27 Juli 2025 di Taman Langsat, Jakarta Selatan, Piknik Bebas Plastik bukan sekadar kumpul-kumpul komunitas. Ini adalah perwujudan konkret dari sistem baru yang memutus siklus plastik sekali pakai, dengan menjalankan protokol guna ulang secara menyeluruh. Protokol ini memastikan kegiatan ini bisa bebas dari sampah plastik sekali pakai.
Dalam acara ini, seluruh makanan dan minuman disajikan dengan kemasan guna ulang. Pengunjung diajak untuk membawa wadah dan alat makan sendiri, atau meminjam peralatan dari tenant makanan dan minuman yang disediakan oleh panitia. Setelah digunakan, wadah dapat dibersihkan di titik pencucian yang tersedia.
Haneeza Afra, dari Divers Clean Action yang merupakan salah satu inisiator penggagas acara ini, menekankan bahwa protokol guna ulang bukan sekadar gaya hidup, tapi bagian dari solusi sistemik terhadap krisis iklim.
“Kita sering merasa bahwa mengadakan acara yang bebas sampah sekali pakai itu sulit untuk diterapkan. Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan bahwa sistem guna ulang bisa dilakukan di ruang publik, tidak hanya di rumah atau kafe, tapi juga di acara komunitas, festival, dan ruang kota lainnya. Inilah bentuk langsung untuk edukasi ke masyarakat dengan memberikan pengalaman langsung.” jelas Haneeza.
Salah satu aktor kunci dalam sistem ini adalah booth penyedia wadah dan logistik cuci ulang. Fajar dari Alner, operator booth guna ulang, menambahkan bahwa pelaksanaan protokol ini membutuhkan koordinasi, tapi hasilnya berdampak besar.
“Dari sisi operasional, kita bisa mengurangi potensi ratusan sampah sekali pakai hanya dalam beberapa jam acara. Lebih penting lagi, pengunjung jadi sadar bahwa ada sistem yang lebih masuk akal, dan bisa diterapkan jika ada niat dan desain,” ujarnya.
Selain sistem guna ulang, acara ini juga menghadirkan kegiatan edukatif seperti workshop membuat tas macrame dari benang sisa, melukis tote bag, serta sesi belajar membuat konten bertema keberlanjutan. Semua materi difasilitasi oleh pengrajin dan fasilitator lokal, yang menekankan prinsip zero waste dalam proses kreatifnya.
Fasilitator workshop makrame, menyampaikan bahwa produk buatan tangan bisa menjadi simbol perlawanan terhadap budaya konsumsi cepat.
“Dengan membuat sendiri, kita menghargai proses dan merawat barang lebih lama. Itu kunci dari gaya hidup minim sampah,” katanya.
Sementara itu, bagi pengunjung seperti Ricard, sistem guna ulang yang diterapkan di acara ini memberikan pengalaman yang membekas.
“Awalnya saya ragu, tapi ternyata sangat praktis. Saya bawa tempat makan sendiri, ada tempat cuci, dan semua orang juga melakukannya. Ini normal baru yang seharusnya sudah kita mulai sejak dulu,” ungkapannya.
Piknik Bebas Plastik juga tak lepas untuk dorongan sistemik yang lebih besar. Kebijakan pengurangan sampah dari produsen, sebagaimana diatur dalam Permen LHK No. 75/2019, masih belum dijalankan maksimal. Dari ratusan perusahaan yang wajib membuat Peta Jalan Pengurangan Sampah, baru sekitar 34% yang menjalankannya dengan benar. Di sisi hilir, kebakaran TPA yang terus terjadi lebih dari 35 insiden dalam dua tahun, menunjukkan kegagalan pengelolaan sampah yang bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan publik.
Melalui protokol guna ulang yang dijalankan secara nyata, Piknik Bebas Plastik yang dihadiri oleh lebih dari 500 peserta menawarkan skenario alternatif yang layak untuk direplikasi. Bahwa sistem guna ulang bukan hanya ide di atas kertas, tapi bisa dihidupkan di ruang-ruang komunitas, kota, dan publik.
Acara ini merupakan bagian dari kampanye Plastic Free July dan didukung oleh Plastic Free Foundation, organisasi yang juga menggagas Plastic Free Pledge, gerakan global untuk menggalang komitmen individu dan institusi dalam menghentikan plastik sekali pakai dari sumbernya.
Dengan pendekatan yang menyenangkan namun berbasis edukasi, Piknik Bebas Plastik diharapkan dapat menjadi ruang bersama untuk menyuarakan perubahan dan memperkuat kolaborasi lintas sektor demi masa depan yang lebih bersih dan sehat bebas dari polusi plastik.
⸻
Tentang Pawai Bebas Plastik
Pawai Bebas Plastik merupakan gerakan kampanye kolektif yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong penanganan yang lebih baik terhadap sampah, khususnya sampah plastik. Gerakan ini pertama kali diinisiasi oleh beberapa organisasi lingkungan seperti Divers Clean Action, EcoNusa, Dietplastik Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indorelawan, Pandu Laut Nusantara, Pulau Plastik, dan WALHI pada tahun 2019.
Pawai Bebas Plastik menjadi bagian dari kampanye global yang dikenal sebagai #PlasticFreeJuly, yang secara khusus berfokus pada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai pada bulan Juli.
Melalui kampanye dan kegiatan yang diselenggarakan, Pawai Bebas Plastik berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif penggunaan plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Gerakan ini juga berupaya mempromosikan penggunaan alternatif ramah lingkungan, seperti kantong belanja kain, botol minum tahan ulang, dan pengemasan berkelanjutan.
Dengan melibatkan berbagai organisasi dan individu, Pawai Bebas Plastik berharap dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam kebiasaan dan kesadaran masyarakat terkait penggunaan plastik. Dengan demikian, diharapkan target pengurangan dan penanganan sampah yang telah ditetapkan pemerintah dapat tercapai, menjaga lingkungan yang lebih bersih, dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada
Informasi Kontak
Shendy, +62 852‑5931‑6881
Instagram: @pawaibebasplastik