Sebagai bagian dari Proyek Methane Emission Reduction Initiative for Transparency (MERIT), Dietplastik Indonesia, YPBB Bandung dan PPLH Bali menyelenggarakan lokakarya terkait metode pengawasan dan pengukuran emisi metana bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Jakarta dan Jawa Barat. Kegiatan ini secara khusus diselenggarakan bergantian di Jakarta, Bandung dan Bali untuk peningkatan kapasitas pemerintah daerah melalui metode terintegrasi dalam pengawasan dan pengukuran emisi metana di TPA.
Pelaksanaan lokakarya pertama di tiga daerah ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman mengenai tujuan dari Proyek MERIT serta memberikan gambaran terkait proses pelaksanaan proyek selama kurang lebih satu tahun. Lokakarya yang dihadiri oleh berbagai bidang di bawah Dinas Lingkungan Hidup ini merupakan langkah awal untuk menyepakati peran dari tiap bidang untuk mendorong keberhasilan target capaian di Proyek MERIT ini. “Tujuan dari Proyek MERIT ini bukan untuk menjadikan sampah sebagai pembangkit listrik, tapi bagaimana kita mengendalikan metana pada sampah. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi metana di TPA seperti komposisi sampah, kelembaban, pengelolaan air, kepadatan dan struktur TPA, ventilasi, umur sampah, pengelolaan dan pengolahan sampah, temperatur, kualitas sampah, dan penanganan sampah.”, jelas Dr. Ir. I Made Sudarma, MS. selaku Tenaga Ahli Pengelolaan Sampah Nasional Proyek MERIT.
Lokakarya ini dijabarkan usulan-usulan metode pemantauan emisi metana di TPA yang juga disesuaikan dengan karakter dan kondisi terkini yang terdapat di masing-masing daerah. “Terdapat beberapa metode yang tersedia untuk mendapatkan hasil yang disasar dalam Proyek MERIT. Sejauh ini metode internasional untuk mengukur perhitungan emisi ialah menggunakan metode IPCC, dengan catatan bahwa IPCC ini tentunya juga memiliki kekurangan, misalnya seperti memerlukan banyak data aktifitas. Karena jika data tersebut tidak tersedia, tingkat ketidakpastian akan cenderung tinggi untuk emisi aktual. Dalam proyek MERIT ini, kami mencoba beberapa opsi metode seperti profil vertikal dari LFG, surface flux chamber, pengukuran hotspot yang ada di TPA, portable analyzer, infrared survey, differential absorption LiDAR, dan inverse modeling dengan data remote sensing. Metode-metode yang saya sebutkan ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, dalam Proyek MERIT ini kami mencoba untuk memetakan metode mana yang pas untuk digunakan melihat kondisi yang ada di lapangan.”, ujar Dr. Eng. Didin Agustian Permadi, S.T., M.Eng, Tenaga Ahli Udara dan Iklim Proyek MERIT.
Disamping itu, lokakarya ini juga bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dalam pemantauan emisi metana di TPA. “Menjadi penting untuk mempertemukan semua pemangku kepentingan untuk merancang skema alur dan mekanisme pemantauan gas metana di ketiga kota ini, sehingga masing-masing pemangku kepentingan akan memahami tanggungjawabnya. Lokakarya ini nantinya diharapkan akan mampu memfasilitasi komunikasi, berbagai pengetahuan, dan mencapai kesepakatan bersama, sehingga terjalin kolaborasi yang erat antara Pemerintah Daerah, tim proyek MERIT, dan para ahli terkait, sehingga rencana kerja yang komprehensif dapat disepakati dan pelaksanaan proyek dapat berjalan secara optimal.”, ujar Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Dietpalstik Indonesia dan Koordinator Riset Proyek MERIT.
Lokakarya ini juga menyampaikan secara rinci rencana pemantauan emisi gas metana di TPA Bantargebang, TPA Sarimukti dan TPA Suwung. “Dalam lokakarya ini kami juga menjelaskan pentingnya pengukuran gas metana, metode apa yang akan kami gunakan, lokasi mana saja yang akan menjadi tempat pengukuran gas metana, hingga alat apa yang memungkinkan untuk kami gunakan dalam pengukuran gas metana ini sendiri. Proses pengukuran metana ini sudah berlangsung sejak bulan Agustus lalu dan akan selesai hingga bulan Maret 2025 yang meliputi beberapa kegiatan didalamnya termasuk lokakayra yang sedang berlangsung.”, ucap Siti Ainun, S.T., M.Sc., selaku Tenaga Ahli Pengelolaan Sampah Proyek MERIT.
Lokakarya ini menjadi kegiatan pertama dari rangkaian Proyek MERIT setelah diselenggarakannya Kick-Off Meeting pada bulan Agustus 2024 lalu. Lokakarya pertama ini diharapkan dapat menjadi acuan awal guna mendukung kinerja pemerintah daerah dalam rangka mengukur emisi metana dan menjadi basis upaya pengurangan sampah di sumber.