, , , ,

Patungan Besek Sebagai Solusi Untuk Idul Adha Tanpa Plastik Tahun 2020

Bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 2020 dan Kampanye Global Plastic Free July, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) bekerjasama dengan Studio Dapur, Pahlawan Bencana dan Ranah Bhumi membuat inisiatif Patungan Besek. Inisiatif ini ditujukan untuk mengurangi timbulan sampah plastik yang dihasilkan oleh pembukus daging kurban pada saat didistribusikan. Hal ini juga sejalan dalam menerapkan himbauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Surat Edaran KLHK Nomor: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/7/2020 Tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah.

Koordinator Nasional GIDKP, Rahyang Nusantara sangat mengapresiasi melihat mitra lain yang sangat antusias untuk membantu merealisasikan himbauan dari Surat Edaran KLHK tersebut. “Kami sangat mengapresiasi munculnya surat edaran yang dibuat oleh KLHK dari tahun 2019 lalu Tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik. Di tahun ini, KLHK kembali mengeluarkan Surat Edaran serupa. Untuk mensukseskan Surat Edaran tersebut, GIDKP bersama beberapa mitra membuat inisiasi Patungan Besek untuk didistribusikan ke masjid-masjid yang ada di 5 kota guna untuk mengurangi timbulan sampah plastik dengan menggunakan besek bambu sebagai alternatif plastik sekali pakai untuk membungkus daging kurban.” ujarnya.

Mega Puspita, selaku Co-Founder Studio Dapur, mengingatkan pentingnya menjaga bumi dari sampah plastik sekaligus mensejahterakan UMKM yang berada di desa “Menggunakan besek bambu kami rasa itu solusi yang bagus untuk menjaga bumi pada saat momen Idul Adha nanti karena dapat digunakan kembali untuk wadah lain. Yang tidak kalah penting adalah pemakaian produk ini juga bisa membantu perekonomian UMKM yang ada di desa-desa,” katanya dalam live Instagram dalam beberapa waktu lalu. Ia menceritakan bagaimana kehidupan masyarakat di desa pembuat besek bambu di Tasikmalaya dan Yogyakarta, terutama di saat pandemi ini. Menurutnya, inisiatif Patungan Besek ini merupakan jawaban dari permasalahan sampah plastik dan permasalahan ekonomi di desa-desa penghasil besek bambu.

Inisiatif Patungan Besek dimulai dengan kegiatan crowdfunding atau pengumpulan donasi melalui platform kitabisa.com.  Setelah pengumpulan donasi, inisiatif ini dilanjutkan dengan kegiatan pendistribusian besek bambu sebanyak lebih dari 23.000 besek bambu di Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Jombang, dan Yogyakarta. 

Sebagai simulasi, jika satu masjid menyembelih lima ekor sapi dan lima ekor kambing maka kebutuhan akan plastik sekali pakai sebagai pembungkus daging sebesar 875 buah. Jika dalam satu kota memiliki 5000 masjid maka kantong plastik yang digunakan sebanyak 4.375.000 buah. 

Dengan demikian, Inisiatif Patungan Besek berhasil menggerakkan masyarakat di Indonesia untuk mau berdonasi demi berkurangnya timbulan sampah plastik pada momen Idul Adha dan juga membantu Pemerintah untuk mengedukasi masyarakat bahwa sebenarnya ada solusi untuk menggantikan kantong plastik sekali pakai yang menjadi musuh bagi lingkungan hidup.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).