, , ,

Nonton Bareng Dokumenter Pulau Plastik, Anies Baswedan: Kita Tepat Melakukan Kolaborasi

Bertepatan dengan Hari Bumi 2021, Rumah Produksi Visinema berkolaborasi dengan Akar Rumput, Kopernik dan Watchdoc merilis sebuah film dokumenter yang berjudul “Pulau Plastik”, dengan mengangkat tema polusi plastik yang sudah sangat mengancam kehidupan manusia saat ini dan masa mendatang.

Film dokumenter ini menceritakan tentang tiga tokoh utama dalam perjuangan mereka melawan polusi plastik sekali pakai. Mereka adalah Gede Robi dari Band Navicula, Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Prigi Arisandi selaku peneliti dari Ecoton.

Penayangan perdana film ini berlangsung di Bali pada tanggal 22 April 2021 yang bertepatan dengan Hari Bumi. Untuk wilayah Jabodetabek, penayangan perdana berlangsung mulai tanggal 29 April 2021.

Pada tanggal 5 Mei 2021, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan jajaran pemerintahan provinsi DKI Jakarta berkesempatan untuk melakukan nonton bareng penayangan film Pulau Plastik ini di CGV Grand Indonesia, yang dilanjutkan dengan talkshow after movie. Dalam pidatonya, Anies menyampaikan apresiasi yang sangat besar terhadap film dokumenter “Pulau Plastik” dan mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi menjaga lingkungan kita agar menjadi lebih baik.

Pendekatan yang kita lakukan di Jakarta ini adalah kolaborasi. Kita punya minimal 2 hal. Yaitu, wewenang dan sumber daya. Dengan wewenang kita bisa membuat regulasi. Dan ketika kita punya sumber daya, ada anggaran, ada personalia, ada peralatan” Ujar Anies saat menyampaikan pidatonya.

Untuk perang dalam melawan sampah plastik di Indonesia, GIDKP sudah melakukan kolaborasi bersama beberapa stakeholder yang memiliki kepentingan-kepentingan di bidangnya masing-masing

“Larangan kantong plastik juga merupakan kolaborasi yang panjang dengan Dinas Lingkungan Hidup, dengan Perumda Pasar Jaya. Setelah masuk ke pasar,  kami merasa lebih menantang daripada melarang kantong plastik di supermarket. Di supermarket ketika satu gerai tidak menggunakan kresek lagi, pasti seluruh gerai ikut, tapi di pasar sedikit berbeda karena pedagang yang satu dengan pedagang yang lain pun memiliki kepentingan yang berbeda”. Ujar Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

Setelah menonton film dokumenter “Pulau Plastik” ini, Gubernur DKI Jakarta menyampaikan pesan kepada setiap penonton untuk melakukan kolaborasi agar masalah sampah plastik di Jakarta khususnya dapat ditangani dengan baik.

“Untuk mencari solusi jangan dipikir sendirian!  Ajak teman-teman aktivis lingkungan, libatkan mereka! Ajak mereka untuk menyampaikan gagasan dan solusi yang sudah dipikirkan untuk kita terapkan sama-sama di tempat kita beroperasi”. Lanjut Anies Baswedan.

Setelah adanya film dokumenter yang sangat membuka pandangan terhadap bahaya sampah plastik sekali pakai, harapannya semua pihak bisa berkolaborasi dengan baik mulai dari sektor pemerintahan, ritel, toko modern, pasar rakyat, hingga lapisan terkecil seperti masyarakat sipil, terutama dalam penerapan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 142/2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan yang sudah berlaku sejak Juli 2020.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).