Launching Program Pasar Bebas Plastik Pertama di Kota Banjarmasin

Banjarmasin (25 November 2021). Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang didukung oleh Uni Eropa dan Pemerintah Jerman melalui proyek Rethinking Plastics: Circular Economy Solution to Marine Litter baru saja melaksanakan launching uji coba Pasar Bebas Plastik di Aula Kayuh Baimbai, Kota Banjarmasin. Program Pasar Bebas Plastik ini merupakan upaya untuk mendukung PERWALI Kota Banjarmasin No. 18 Tahun 2016 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, yang belum mengatur pada pasar tradisional. Sebagaimana yang disampaikan oleh Walikota Banjarmasin dalam sambutannya.

 

“Selama pandemi, masalah sampah di Kota Banjarmasin menjadi salah satu yang terabaikan, dan tidak masuk dalam program manapun di PEMKO Banjarmasin, tetapi Alhamdulillah, Dinas LH Kota Banjarmasin didukung oleh komunitas, tetap komitmen untuk menerapkan  PERWALI No 18 Tahun 2016 Tentang Larangan Kantong Plastik di ritel modern dan di minimarket juga. Dan kita terus menggandeng banyak pihak termasuk pasar tradisional. Untuk itu, kami sekarang melakukan uji coba Pasar Bebas Plastik yang pada hari ini akan disegerakan untuk launching.” – Ibnu Sina, Walikota Banjarmasin.

 

Selain itu, Program Pasar Bebas Plastik ini juga bertujuan untuk membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat serta UMKM yang ada di Kota Banjarmasin. “Kenapa kita punya Program Pasar Bebas Plastik? Pasar itu adalah detak jantung perekonomian, dari zaman peradaban masih muda pasar duluan yang timbul sebelum ada supermarket dan minimarket pasar duluan yang timbul. Jadi pasar itu membawa suatu budaya suatu kearifan lokal yang kaya yang telah timbul selama ber-abad-abad. Dan kata orang, sekarang pasar sudah kalah dengan modernitas, kalah sama supermarket, tapi ternyata tidak. Pasar tidak tergantikan, karena 70% dari masyarakat Indonesia masih berbelanja di pasar. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik sudah lama mendukung pembatasan plastik sekali pakai. Sejak 2016 turut mendukung dan mendampingi kota Banjarmasin ketika Banjarmasin menjadi kota pertama di Indonesia yang melarang kantong plastik. Turut berbangga ketika Banjarmasin menjadi inspirasi kota-kota dan kabupaten lain di Indonesia yang per hari ini sudah ada 60 lebih kota di Indonesia yang melarang kantong plastik. Semua karena terinspirasi dengan Banjarmasin. Oleh karena itu, kali ini kami ingin mencoba menjadikan Pasar di Banjarmasin sebagai pasar yang berdaya, pasar yang berkarakter dan bebas dari plastik sekali pakai. Harapan kami, Pasar Bebas Plastik di  Banjarmasin ini dapat menghemat pengeluaran para pedagang seperti yang terjadi di Pasar Tebet Barat yang setelah 6 bulan implementasi terdapat kenaikan 169% konsumen yang membawa kantong belanja guna ulang. Itu artinya, pengeluaran pedagang untuk membeli kresek pun juga berkurang.” Jelas Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. 

 

Uji Coba Pasar Bebas Plastik ini dilakukan di dua pasar, yaitu Pasar Pandu dan Pasar Pekauman, Banjarmasin yang akan diimplementasikan per-tanggal 13 Desember 2021. Berbagai macam kegiatan sosialisasi dan edukasi telah dilakukan di kedua pasar, mulai dari riset konsumsi plastik, diskusi bersama para pedagang, penandatanganan komitmen antar pihak, door-to-door panduan belanja bebas plastik kepada para pedagang, serta bentuk kampanye dan sosialisasi lainnya baik yang dilakukan secara online maupun tatap muka di dalam area pasar. 

 

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik pada kedua pasar tersebut sangat mengkhawatirkan. Pada pasar Pandu, jumlah pembelian kresek besar dari seluruh pedagang mencapai 666 pcs/hari dan jumlah pembelian kresek kecil dari seluruh pedagang mencapai 1.740 pcs/hari. Sedangkan pada Pasar Pekauman, jumlah pembelian kresek besar dari seluruh pedagang mencapai 6.465 pcs/hari dan jumlah pembelian kresek kecil dari seluruh pedagang mencapai 12.285 pcs/hari.

 

Dengan adanya Program Pasar Bebas Plastik ini, diharapkan seluruh pedagang dan konsumen yang ada di Pasar Pandu dan Pasar Pekauman sudah mulai dapat membiasakan diri untuk tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai saat berbelanja dan dapat menciptakan Banjarmasin bebas plastik sekali pakai.

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).