Dietplastik Indonesia Kuatkan Kolaborasi untuk Kurangi Emisi Metana di TPA

Jakarta, 16 Mei 2025 — Sebagai upaya mengatasi tantangan pengelolaan sampah dalam rangka mengurangi emisi metana dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), Dietplastik Indonesia menggelar kegiatan Network Gathering: Sinergi Pengelolaan Sampah Jakarta. Kegiatan ini menjadi titik temu penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan kelompok masyarakat untuk memperkuat kolaborasi multipihak dalam pengelolaan sampah berbasis sumber, khususnya dalam mencegah timbulan sampah di Jakarta.

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan TPA yang ada, khususnya di kota-kota besar. Mulai dari kapasitas TPA yang sudah berlebih, pencemaran yang diakibatkan oleh pengelolaan TPA yang kurang baik, sampai dengan tantangan infrastruktur serta pendanaan yang kurang memadai di TPA. Oleh karena itu, kebijakan pengelolaan sampah yang masih banyak bertumpu pada upaya di hilir memerlukan upaya penguatan strategis untuk menyusun rencana upaya di hulu atau dari sumber. 

Berdasarkan data SIPSN tahun 2024, sebanyak hampir 50% komposisi sampah di Jakarta terdiri dari sampah organik atau sisa makanan, diikuti oleh sampah plastik, dan sampah jenis lainnya. Jenis-jenis sampah ini kebanyakan berakhir di TPA dan dapat berpotensi menambah timbulan emisi metana. Pada acara Network Gathering ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyampaikan berbagai paket kebijakan yang telah dimiliki untuk dapat mengatasi permasalahan dari sumbernya. “DKI Jakarta memiliki paket kebijakan yang lengkap terkait pengelolaan sampah. Bahkan aturan-aturan yang dimiliki tidak hanya mencakup bidang lingkungan hidup saja, namun juga mencakup bidang pariwasata, pendidikan, dan bidang lainnya. Di sisi lain, rumah tangga juga berperan dalam pengelolaan sampah, terutama dalam pemilahan sampah. Infrastruktur pengelolaan sampah juga menjadi elemen penting agar tercipta perubahan perilaku bagi masyarakat untuk bisa mengelola sampah.” jelas Ema Maulana mewakili Seksi Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta.

Dalam acara Network Gathering, dilakukan sesi talkshow yang menghadirkan perspektif dari pelaku pengelolaan sampah di lapangan. Magalarva, sebuah perusahaan yang mengembangkan sistem pengolahan sampah organik menggunakan larva lalat tentara hitam (BSF), menceritakan bagaimana teknologi ini mampu mengelola limbah dapur skala besar dengan efisien dan menghasilkan produk sampingan bernilai ekonomi. “Bisnis pengelolaan sampah organik dengan metode maggot ini memiliki tantangan. Yang pertama adalah bagaimana budidaya maggot itu sendiri. Teori yang kami pelajari untuk budidaya maggot tidak sehgampang yang terjadi di lapangan. Di sisi lain, tidak segampang itu mendapatkan akses untuk mendapatkan sampah organik yang sebenarnya melimpah, terutama mendapatkan sampah yang kualitasnya baik untuk diolah. Di situlah kami di Magalarva terus berinovasi untuk mengembangkan bisnis sekaligus menyelesaikan masalah sampah.”jelas Rendhia Labde, CEO Magalarva.

Di sisi lain, keterlibatan kelompok masyarakat dalam pengelolaan sampah diperlukan untuk dapat menghasilkan perubahan sistemik. Koperasi Kompos RW 16 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur membagikan pengalaman mereka dalam mendorong pemilahan sampah dari rumah, membangun Koperasi Kompos, dan menggerakkan partisipasi warga secara sukarela di tengah berbagai keterbatasan sumber daya. Koperasi Kompos terbentuk secara mandiri untuk mewujudkan mimpi agar bisa mengelola sampah bersama. Salah satu kunci utama untuk dapat menerapkan sistem pengelolaan sampah di rumah tangga adalah membentuk keterampilan kolektor data, sehingga image untuk pengelolaan sampah itu tidak hanya kerja otot, tapi juga dengan otak. Saat ini, upaya yang kami lakukan bisa menjadi kebanggaan bagi warga kami sendiri.”jelas Shanty Syahril selaku Koordinator Koperasi Kompos Kader Penggerak KUPILAH RW 16 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur

Terkait upaya pengurangan sampah, Dietplastik Indonesia memaparkan data dan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat memperkuat upaya tersebut. Melalui Proyek MERIT (Methane Emission Reduction Initiative for Transparency), Dietplastik Indonesia melakukan pengukuran emisi metana di 3 provinsi untuk mendapatkan data emisi metana beserta komposisi sampah yang ada di TPA tersebut. Dietplastik Indonesia juga memaparkan upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait pencegahan sampah organik dan anorganik agar tidak berakhir di TPA. “Setelah lebih dari satu dekade Dietplastik Indonesia melakukan intervensi pengurangan sampah plastik sekali pakai, kami tidak bisa menghiraukan bahwa sampah organik merupakan salah satu sampah yang ada di TPA. Tumpukan sampah di TPA berkontribusi untuk meningkatkan emisi gas metana. Isu metana di persoalan sampah masih jarang dibicarakan sehingga sampah di TPA masih terus bertambah yang berkontribusi pada peningkatan gas metana dimana lebih berbahaya daripada karbondioksida.“ujar Zakiyus Shadicky, Senior Research Lead Dietplastik Indonesia.

Dari diskusi yang diselenggarakan, terdapat hal penting yang disampaikan oleh para pembicara terkait pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi emisi metana di TPA. Faktor pemilahan sampah menjadi kunci penting dalam pengelolaan sampah organik yang berkualitas, baik dengan pengelolaan sampah skala rumah tangga ataupun dengan menggunakan jasa pengelolaan sampah lainnya. Hal lain yang kemudian dirasa penting adalah dilakukannya pendataan timbulan sampah dan potensi pengurangan sampah ke TPA dengan para pendukungnya, seperti bank sampah, agar kemudian menjadi masukan data pengurangan emisi metana di TPA.

—-

Tentang Dietplastik Indonesia

Dietplastik Indonesia adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada advokasi kebijakan pengurangan sampah plastik sekali pakai dan organik di Indonesia. Dietplastik Indonesia telah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DK Jakarta sejak tahun 2012 melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DK Jakarta untuk mendorong pengurangan sampah, salah satunya dengan pendampingan penyusunan kebijakan pengurangan sampah plastik sekali pakai melalui Peraturan Gubernur Peraturan Gubernur (Pergub) No 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat dan juga telah mencanangkan Gerakan Guna Ulang Jakarta pada tahun 2022 sebagai upaya pengurangan sampah dengan guna ulang (reuse).

Dietplastik Indonesia juga melakukan pengukuran emisi metana berbasis sains di TPA melalui Proyek MERIT (Methane Emission Reduction Initiative for Transparency) yang mendorong rekomendasi pencegahan emisi metana pada TPA dan perhitungan pengurangan emisi metana dalam rangka pengembangan strategi pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan

Informasi Kontak

Email: contact@plasticdiet.id

Website: https://plasticdiet.id/

Media Sosial:

Bagikan

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza has led Diet Plastik Indonesia, and co-founded it, since 2013. She feels grateful that the environmental law knowledge she learned in college can be used to make changes. In her spare time, Tiza enjoys making doll houses out of cardboard for her children and doing water sports. Tiza is an alumna of the Faculty of Law, University of Indonesia (2002) and Harvard Law School (2010).

Tiza Mafira

Executive DirEctor

Tiza memimpin Dietplastik Indonesa, dan turut mendirikannya, sejak 2013. Ia merasa bersyukur ilmu hukum lingkungan yang dipelajarinya ketika kuliah dapat digunakan untuk membuat perubahan. Pada waktu senggang, Tiza senang membuat rumah boneka dari kardus untuk anak-anaknya dan melakukan olahraga air. Tiza adalah alumna Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2002) dan Harvard Law School (2010).