Jakarta, 29 Oktober 2025 — Di tengah meningkatnya urgensi pengurangan plastik sekali pakai di Indonesia, sistem guna ulang (reuse) dan isi ulang (refill) kini menjadi sorotan utama dalam upaya membangun ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Namun, tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, transisi ini masih menemukan tantangan besar untuk diterapkan secara masif. Tersedianya standar operasional, higienitas, sampai dengan insentif ekonomi diperlukan untuk menjadikan guna ulang sebagai norma baru dalam sistem produksi dan konsumsi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Dietplastik Indonesia menggelar Diseminasi Kajian “Analisis Infrastruktur dan Sistem Operasionalisasi Guna Ulang dan Isi Ulang” yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku industri, akademisi, hingga inovator guna ulang. Kajian ini disusun berdasarkan arahan dari Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup bersama Asosiasi Guna Ulang Indonesia (AGUNI) dengan dukungan GIZ Green Infrastructure Development, memberikan analisis menyeluruh mengenai kondisi eksisting, tantangan, dan peluang pengembangan infrastruktur guna ulang dan isi ulang di Indonesia.
Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza Mafira, menyampaikan bahwa keberhasilan pengurangan sampah di Indonesia sesuai dengan hirarki pengelolaan sampah bergantung pada kesiapan infrastruktur dan dukungan kebijakan yang kuat. “Kami melihat perlu adanya keseimbangan upaya di hulu dengan pencegahan sampah, sesuai dengan hirarki pengelolaan sampah, yaitu reduce dulu, kemudian reuse atau guna ulang. Guna ulang yang sudah lama melekat dengan masyarakat Indonesia terbukti memberikan dampak signifikan dalam pengurangan emisi, membuka lapangan pekerjaan, sampai dengan meningkatkan nilai ekonomi. Terciptanya infrastruktur yang memadai untuk ekosistem guna ulang dapat mendukung percepatan adopsi sistem ini di masyarakat.” ujarnya.
Kajian yang disusun oleh Zakiyus Shadicky dan Farhan dari tim Dietplastik Indonesia memaparkan kerangka Reuse Infrastructure Grid, dimana dalam konsep ini dipetakan lima komponen utama pendukung pembangunan sistem guna ulang, yaitu titik pengisian dan pengemasan, logistik balik (reverse logistic), fasilitas pencucian, saluran pengumpulan dan pembelian/penukaran, serta dukungan ekosistem lainnya (regulasi, insentif, standar, kelembagaan). Guna ulang yang selama ini banyak diposisikan sebagai proyek percontohan perlu didorong untuk memiliki integrasi penuh dengan Extended Producer Responsibility (EPR) agar dapat saling menopang dalam hirarki ekonomi sirkular.
Kajian infrastruktur guna ulang ini dapat menjadi pendukung untuk strategi perancangan regulasi pengurangan sampah pada beberapa sektor, sesuai dengan Permen LHK P75/2019 yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. “Sumber utama permasalahan sampah plastik berasal dari kemasan atau wadah sekali pakai. Jika tidak dicegah, limbah plastik akan terus merusak keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Karena itu, skema pengurangan yang diatur dalam Permen LHK menekankan pentingnya penerapan sistem guna ulang, baik melalui mekanisme isi ulang maupun pengembalian kemasan.
Pengarusutamaan sistem guna ulang menjadi langkah strategis agar bisnis dapat bertransformasi menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan guna ulang dan mendukung ekonomi sirkular. Upaya ini juga penting untuk memperkuat posisi guna ulang dalam dokumen legally binding pada forum Global Plastic Treaty, serta menjawab definisi, strategi, dan kebutuhan untuk memperdalam Peta Jalan Guna Ulang yang disusun oleh KLH dan Dietplastik Indonesia. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi fondasi sekaligus pendorong dalam penyusunan regulasi bisnis guna ulang, terutama di sektor hotel, restoran, ritel, dan manufaktur.”ujar Bapak Agus Rusly, Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup.
Kajian infrastruktur guna ulang yang dilakukan juga sejalan dengan arah Green Infrastructure Development yang tengah dijalankan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. “Plastik sejatinya dapat menjadi alat bantu yang memudahkan kehidupan manusia, namun di sisi lain juga dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan hidup jika tidak dikelola dengan bijak. Untuk mengurangi ancaman tersebut, salah satu langkah kunci yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong penerapan sistem guna ulang (reuse). Pembangunan ekosistem guna ulang membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai agar mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pola konsumsi dan distribusi. Melalui kajian yang dilakukan oleh Dietplastik Indonesia, kami berupaya memetakan berbagai aspek penting yang dibutuhkan untuk membentuk ekosistem guna ulang yang kuat dan berkelanjutan. Kami berharap hasil kajian ini dapat menjadi dasar yang mendorong terbentuknya regulasi, inovasi, serta perubahan perilaku nyata di masyarakat, sehingga potensi timbulan sampah plastik dapat ditekan secara signifikan menuju lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.” ujar Bapak Andreas Dipi Patria, Kepala Biro Manajemen Kinerja dan Kerjasama, Kementerian Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Dalam kajian ini, Dietplastik Indonesia juga memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan peta jalan untuk penguatan infrastruktur guna ulang untuk dapat menjadi solusi utama atas polusi plastik. “Kami percaya bahwa guna ulang bukan sekadar alternatif, melainkan strategi utama dalam mencapai target pengurangan sampah 30% pada tahun 2030. Dengan regulasi yang kuat, pembiayaan berkelanjutan, serta kolaborasi multipihak, Indonesia dapat menjadi pionir sistem reuse-refill di Asia Tenggara” tutup Tiza.
Dietplastik Indonesia terus berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pengurangan plastik sekali pakai melalui riset, advokasi, dan kebijakan berbasis solusi sistemik. Diseminasi kajian ini menjadi langkah penting untuk memastikan kebijakan pengurangan sampah plastik di Indonesia berjalan seiring dengan penguatan infrastruktur dan sistem pendukung yang nyata.
—
Kontak Media:
📞 +62811-2441-901
Dokumen kajian dapat diakses pada tautan Ringkasan Eksekutif
Tentang Dietplastik Indonesia
Dietplastik Indonesia adalah organisasi nirlaba yang mendorong perubahan sistemik untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai, memperluas sistem guna ulang di Indonesia, dan mengadvokasi pengurangan emisi metana dari sektor sampah. Sejak 2013, kami telah memimpin advokasi nasional—mendukung lebih dari 100 kota dalam menerapkan pelarangan plastik—serta membangun solusi inklusif seperti Pasar Bebas Plastik dan Gerakan Guna Ulang. Kami juga mengatasi krisis iklim dan pencemaran dari hulu dengan mendorong pengelolaan sampah organik langsung dari sumbernya—memastikan sampah tidak hanya dikurangi, tetapi juga tidak tercampur dan salah kelola. Misi kami adalah menghentikan polusi plastik dan menurunkan emisi gas rumah kaca dengan mengubah cara sampah diproduksi, dikonsumsi, dan dikelola, sekaligus mendorong perubahan budaya dan struktur—di mana guna ulang menjadi norma, sampah dicegah dari sumbernya, dan komunitas lokal diberdayakan untuk memimpin transisi yang adil menuju masa depan yang lebih bersih dan sehat.








